Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinergi Kota-Desa Jadi Isu Penting PrepCom3

Kompas.com - 15/06/2016, 15:21 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Pelaksanaan Prepcom 3 atau persiapan menuju konferensi Habitat III akan mengangkat isu strategis tentang urban-rural linkages atau sinergi kota-desa. Isu ini sangat penting seiring dengan tingkat urbanisasi di dunia yang terus berkembang.

"Data tahun 2015, sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia tinggal di perkotaan,” ujar perwakilan Pusat Penelitian Infrastruktur dan Kewilayahan/Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (ITB), Delik Hudalah dalam Roadshow Prepcom III di Bandung, Rabu (15/6/2016).

Pertumbuhan urbanisasi yang tinggi menimbulkan banyak pertanyaan. Jika orang-orang tertarik untuk tinggal ke kota secara terus-menerus, lalu bagaimana dengan desa, siapa yang akan membangun desa. Begitupun dengan kota, karena kota tidak bisa hidup sendiri.

“Bagaimana mengelola sampah, energi, sumber makanan, dan lain-lainnya?” ucapnya.

Delik menjelaskan, di Pulau Jawa tantangan terbesar hubungan desa-kota adalah lahan yang sangat produktif berada dekat perkotaan dan cenderung mengalami alih fungsi besar-besaran menjadi kota. Padahal dulu, desa dan kota memiliki entitas yang berbeda.

“Komunitas bergerbang, kawasan perubahan baru yang memisahkan fungsi perkotaan dan sekitarnya. Tahun 1980-an muncul konsep yang menitikberatkan desa dan kota adalah suatu sistem yang saling terkait,” ucapnya.

Hal serupa disampaikan Kepala Biro Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Velix Vernando Wanggai.

Velix menyatakan, sejak 20 tahun terakhir tingkat urbanisasi terus meningkat. Tren kependudukan ini harus disikapi oleh pemerintah.

"Terbatasnya lahan dan pesatnya pertumbuhan penduduk kota, seringkali menimbulkan berbagai permasalahan jika tidak dikelola dengan baik. Sebut saja masalah kurangnya penyediaan bahan makanan, energi, air, dan persoalan lingkungan,” tuturnya.

Pesatnya kemajuan teknologi dan akses transportasi, sambung Velix, juga mendorong wilayah pedesaan yang dekat dengan kota dipaksa untuk bertransformasi menjadi wilayah perkotaan sehingga menimbulkan persoalan sosial-ekonomi.

“Itulah mengapa akan ada komitmen bersama secara global. Indonesia akan menjadi tuan rumah untuk persiapan Habitat III yang mengambil tema besar urbanisasi berkelanjutan,” tuturnya.

Untuk itu, diperlukan sinergi antara kota dan desa. Karena keduanya saling berkaitan satu sama lain. Sehebat apapun kota, tidak akan mampu bergerak tanpa kabupaten-kabupaten di sekelilingnya yang menopang kebutuhan di kota. Begitupun sebaliknya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tulungagung: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Gresik: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com