Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Ciliwung Bersih, Ibu-ibu Ini Olah Sampah Jadi Barang Serbaguna

Kompas.com - 12/05/2016, 12:00 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Timbunan sampah di Sungai Ciliwung merupakan pemandangan tidak asing bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di Jakarta.

Sungai ini memiliki panjang 97 kilometer dan melewati 3 kota sekaligus, yaitu Bogor, Depok dan Jakarta.

Tak heran jika di sejumlah titik Sungai Ciliwung, sampah-sampah terlihat menumpuk. Termasuk di Pintu Air Manggarai, berbagai macam jenis limbah bisa ditemui.

Mulai dari sampah rumah tangga yang kecil hingga potongan kayu besar yang entah dibuang oleh siapa.

Sampah sungai ini menyumbat gorong-gorong dan menjadi penyebab timbulnya banjir di Ibukota. Selain banjir, dampak lain dari sampah-sampah ini adalah bau tidak sedap dan penyakit.

Beruntung, masih banyak orang-orang yang peduli terhadap lingkungan Sungai Ciliwung. Salah di antaranya adalah mereka yang tergabung dalam Gerakan Ciliwung Bersih (GCB).

Gerakan yang sudah berdiri sejak 1989 ini memiliki tekad untuk membuat Ciliwung lebih bersih dan sehat. Kegiatan GCB ini antara lain pengolahan kembali sampah.

GCB memamerkan hasil olahan sampah tersebut menjadi benda yang unik, menarik, dan cantik di pameran Hari Air Dunia. Pameran ini diselenggarakan di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, 10-12 Mei 2016.

"Ini dibikin dari sampah semua. Tapi, karena baru, belum banyak jenis olahannya. Masih dari kertas koran dan bungkus kopi," ujar Sekretariat GCB Christina, kepada Kompas.com, Selasa (10/5/2016).

Christina mengatakan, pengolahan ini dilakukan oleh anggota komunitas dan warga-warga setempat.

Menurut dia, para warga cukup antusias saat diajak untuk mengolah sampah-sampah ini menjadi benda yang lebih bermanfaat.

Benda-benda yang dipamerkan antara lain tempat serbaguna dari koran, tas dari bungkus kopi, dan hiasan pulpen dari kain flanel bekas.

Ukuran dan harganya bervariasi, namun masih tetap terjangkau. Hasil olahan ini sudah tersebar ke berbagai derah di Indonesia.

Selain pengelolaan sampah, kegiatan GCB meliputi restorasi sungai berbasis masyarakat. Komunitas ini juga terjun membantu masyarakat ketika tertimpa bencana, sekaligus menggerakkan masyarakat untuk membersihkan sampah di Ciliwung.

Pada 2013, GCB meluncurkan Rumah Bersama Ciliwung yang menjadi tempat untuk pertemuan, diskusi, pelatihan, pengenalan program, dan sosialisasi.

Christina mengungkapkan, dalam waktu dekat, GCB akan meluncurkan Ciliwung Center, yaitu laman khusus untuk mengakses seluruh program yang pernah dan akan diinisiasi.

"Supaya orang-orang lebih mudah dalam mengakses apa saja program GCB dan mudah juga jika ingin bergabung," sebut Christina.

Ia berharap, komunitas yang berjumlah 47 orang dari hulu sampai hilir Sungai Ciliwung ini bisa bertambah. Dengan demikian, GCB bisa terus berkontribusi untuk kebersihan Ciliwung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Probolinggo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Dua Raksasa Properti Kembali Berkongsi Bangun Klaster Baru di BSD City

Berita
Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Jalan Terbentuknya Kementerian Perumahan, UU 39/2008 Perlu Direvisi

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Banyuwangi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Okupansi Pergudangan Modern Jabodetabek Stabil di Angka 90 Persen

Berita
Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Bakal Hadiri Acara WWF, AHY: Air dan Tanah Tak Bisa Dipisahkan

Berita
[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

[POPULER PROPERTI] Plus Minus Tandon Air Atas dan Bawah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Situbondo: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Jombang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Pulang Dinas dari AS, AHY Sayangkan Investor Kabur karena Masalah Tanah

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sampang: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Trenggalek: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Sumenep: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bondowoso: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kota Kediri: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com