Lebih lanjut Iskandar mengatakan bahwa persoalan teknis seperti alat bor sama sekali bukan masalah. Hal itu dibuktikannya lewat kemajuan pekerjaan sodetan yang sudah mencapai lebih dari 50 persen dari target 1,27 kilometer.
Terhambatnya pembebasan lahan itu tak lepas dari adanya perbedaan pemberian dana ganti rugi lahan antara warga RW 04 dan BBWS Ciliwung-Cisadane.
Masalah itu juga berimbas pada konstruksi inlet sodetan Kali Ciliwung. Padahal kini panjang sodetan yang terdiri dari Line 1 dan Line 2 telah mencapai 564 meter.
Rinciannya, Line 1 sudah berhasil tembus terlebih dulu ke titik temu atau arriving shaft di Jalan Otista III. Sementara Line 2, hingga Oktober silam sudah tembus pengeborannya dari outlet Kebon Nanas ke arriving shaft di Jalan Otista III.
Pembebasan lahan akan menjadi prioritas BBWS Ciliwung-Cisadane hingga akhir tahun ini mengingat target selesai sodetan Kali Ciliwung adalah Desember 2016.
"Target pengerjaan sodetan 12 bulan sejak pembebasan lahan dimulai," sebut Iskandar.
Sodetan Kali Ciliwung ditargetkan mampu mengalirkan 60 meter kubik air per detik dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).