"Tidak, seperti kita ketahui Jakarta ini lebih dari 40 persen datarannya sudah rendah. Artinya, permasalahan itu kondisi yang ada sekarang tidak semata-mata karena sungai. Pengolahan drainase juga penting," jelas Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane, T.Iskandar, di Bekasi, Rabu (4/11/2015).
Sepanjang pengerjaan normalisasi, Kementerian PUPR juga meningkatkan infrastruktur lainnya untuk mengurangi potensi banjir. Salah satunya adalah menambah kapasitas tampung air di beberapa titik pintu air.
"Pintu air Manggarai sekarang sudah kita tambah jadi tiga, dan daya tampung air sudah kita tambah dari 330 meter kubik per detik jadi 507 meter kubik per detik. Pun dengan pintu air Karet yang sekarang punya empat, dan mampu menampung 734 meter kubik per detik," papar Iskandar.
Sebelumnya diberitakan, normalisasi Ciliwung meliputi pelebaran sungai, perkuatan tebing sungai, pembuatan tanggul, dan jalan inspeksi. Tak hanya itu, BBWS Ciliwung Cisadane juga berencana melakukan pengerukan, namun tidak dalam waktu dekat.
"Pengerukan sungai masuk dalam normalisasi. Pertama pelebaran sungai, kedua pengerukan. Namun pengerukan harus ada pancang dulu karena sekarang masih banyak warga di sekitar lokasi. Pengerukan itu gampang tapi dampaknya besar bagi sekitar. Jadi semuanya step by step," tandas Iskandar.
Saksikan video kehidupan warga Bidaracina di sekitar Sungai Ciliwung: