Jumlah pembeli Indonesia tercatat mencapai 896 orang atau sekitar 21,65 persen dari total pembeli asing. Mereka membeli properti kondominium sepanjang tahun 2013. Sementara China sejumlah 1.495 pembeli (36,13%), dan Malaysia 1.291 pembeli (31,20%).
Menurut statistik The Wealth Report 2014 yang dilansir Knight Frank, meskipun jumlah pembeli menurun jika dikomparasikan dengan tahun sebelumnya, namun dari sisi peringkat tetap konstan di urutan ketiga.
Pada tahun 2012, terdapat 1.511 orang (23,98%) yang memborong properti di Negeri Singa tersebut. Sementara tahun 2011, sebanyak 1.794 pembeli (23,58%).
Menurut Associate Director Consultancy and Research Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji, banyaknya orang Indonesia membeli properti di negeri jiran tersebut karena berbagai alasan. Namun, yang terutama adalah untuk investasi portofolio dan pendidikan formal.
"Mereka yang menyekolahkan anaknya di Singapura, pasti membutuhkan tempat tinggal permanen. Ketimbang menyewa, mereka memilih opsi membeli untuk dijadikan sebagai tempat tinggal anaknya, sekaligus juga sebagai portofolio investasi," jelas Hasan kepada Kompas.com, Kamis (20/3/2014).
Padahal, harga properti aktual di Singapura jauh lebih tinggi dibanding properti Indonesia (Jakarta) yakni mencapai 31.250 dollar AS per meter persegi. Sementara harga properti di Jakarta masih berada pada level 4.099 dollar AS per meter persegi.
Jadi, meskipun pembeli menggenggam uang sejumlah 1 juta dollar AS, namun hanya bisa membeli properti seluas 32,6 meter persegi di Singapura. Sebaliknya, di Jakarta, dengan jumlah dana yang sama, apartemen seluas 244 meter persegi sudah bisa dimiliki.
Lantas, bagaimana profil pembeli properti tersebut?
Menurut Hasan, dapat dipastikan pembeli asal Indonesia memiliki profil sebagai orang kaya atau biasa disebut sebagai Ultra High Net Worth Individulas (UNHWIs).
"Mereka memiliki aset investasi lebih dari 30 juta dollar AS. Aset tersebut tidak termasuk rumah tinggal utama," tandas Hasan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.