Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapkan Dana Ekstra untuk Tinggal di Apartemen

Kompas.com - 25/01/2014, 09:25 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Anda yang berpenghasilan terbatas, tinggal di rumah susun sewa yang dibangun pemerintah adalah satu-satunya pilihan untuk dapat bertahan hidup di kota Jakarta. Kondisi aktual memaksa Anda tidak memiliki opsi lain, mengingat harga lahan sudah sangat tinggi, demikian pula dengan harga properti. 

Membeli rumah juga bukan merupakan solusi. Pasalnya, pasokan rumah baru dengan harga terjangkau, justru berada di kawasan pinggiran. Itu artinya, Anda harus menyiapkan waktu, tenaga, dan tentu saja pengeluaran ekstra untuk dapat sampai di tempat kerja. 

Di sisi lain, rumah baru yang dibangun di tengah kota sudah menjadi barang langka. Kalaupun ada, harganya bisa membuat Anda ternganga, yakni di atas Rp 1 miliar per unit. Bahkan ada yang dibanderol puluhan dan ratusan miliar per unit di daerah elite dan dalam area bisnis terpadu.

Sementara Anda yang punya penghasilan cukup, dalam arti mampu membayar uang muka dan angsuran tiap bulan, apartemen sederhana mungkin bisa menjawab kebutuhan. Meski "sederhana", namun harganya tak bisa dibilang "bersahaja". Saat ini, apartemen baru ukuran studio dibanderol dengan harga rerata Rp 300 juta per unit.  Menurut riset Jones Lang LaSalle Indonesia, apartemen kelas bawah ini mengalami kenaikan cukup pesat, dari sebelumnya Rp 7 juta per meter persegi, menjadi Rp 12 juta per meter persegi. 

Meski tampak terjangkau, namun Anda harus siap dengan segala konsekuensi untuk tetap dapat bertahan hidup di apartemen tengah kota Jakarta. Selain persiapan dana dan mental karena terdapat perubahan gaya hidup dari gaya hidup horisontal menuju gaya hidup vertikal,  ada beberapa konsekuensi yang harus Anda pikul.

Menurut praktisi hukum properti, Eddy Leks, hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah persiapkan dana ekstra untuk membayar iuran pengelolaan (service charge) dan iuran perawatan (sinking fund). Iuran  pengelolaan digunakan untuk kepentingan operasionalisasi gedun seperti  listrik, air, dan kebersihan. Sedangkan iuran perawatan digunakan untuk merawat gedung yang biasanya dilakukan secara tahunan atau tergantung pada kondisi gedung. 

"Iuran pengelolaan ditentukan oleh Perhimpunan Penghuni dan Pemilik Satuan Rumah Susun (P3SRS). Besarannya biasanya mengikuti tingkat inflasi. Tiap tahun bisa meningkat, pasalnya dalam biaya perawatan terdapat komponen tarif listrik yang kita sendiri tahu setiap tahun pasti naik. Besarannya dihitung dari total biaya pengelolaan satuan unit rumah susun (sarusun) sehari-hari sesuai anggaran yang ditetapkan P3SRS," jelas Eddy kepada Kompas.com, Jumat (24/1/2014).

Lain lagi dengan iuran perawatan. Menurut Eddy, biaya perawatan bisa diangsur per bulan di muka. Besarannya disesuaikan dengan Nilai Perbandingan Proporsional (NPP) yang dihitung dari luas unit apartemen yang Anda miliki dengan ongkos produksi yang dikeluarkan pengembang. 

"Baik iuran pengelolaan maupun iuran perawatan adalah tanggung jawab pemilik, kecuali pemilik mengalihkannya kepada penghuni," kata Eddy.

Konsekuensi kedua yang harus dipersiapkan adalah perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB). Di Indonesia, apartemen umumnya berstatus HGB di mana masa kepemilikannya habis dalam jangka waktu 30 tahun. Pemilik apartemen menguasakan kepada P3SRS untuk memperpanjangnya kembali selama 20 tahun dan selanjutnya 30 tahun. 

"Perpanjangan HGB dilakukan dua tahun sebelum masa kepemilikan pertama habis. Proses perpanjangan   ini juga memerlukan biaya," imbuh Eddy. 

Konsekuensi berikutnya yang harus diantisipasi pemilik dan penghuni apartemen adalah potensi konflik antara pemilik atau penghuni dengan P3SRS. Potensi konflik biasanya timbul bila pengelolaan apartemen tidak memuaskan. 

"Potensi konflik lainnya adalah penetapan iuran pengelolaan tanpa sepengetahuan pemilik atau penghuni. P3SRS sering alpa mengajak penghuni bermusyawarah untuk menetapkan besaran kenaikan iuran pengelolaan," tandasnya. 

Jadi, kemampuan membeli dan memiliki apartemen saja tidak cukup. Ada dana ekstra dan konsekuensi yang harus diperhatikan oleh calon pembeli dan penghuni apartemen.Terlebih pengetahuan tentang hukum properti (apartemen).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Ternyata, Lubang di Kursi Plastik Ada Fungsinya

Umum
Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Harga Sewa Perkantoran di Jakarta Turun

Berita
Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Tahun Ini, Jakarta Tambah Pasokan Kantor Baru Seluas 19 Hektar

Berita
10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol 'Atas Laut' Semarang-Demak

10 Juta Bambu Digunakan sebagai Matras Tol "Atas Laut" Semarang-Demak

Konstruksi
Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Bikin Halaman Belakang Rumah Kian Privat dengan 5 Cara Ini

Eksterior
Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Kecelakaan Subang, Lemahnya Regulasi Pemerintah Mengatur Kelayakan Bus

Berita
Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Prototipe Rumah Sederhana Dinilai Mudahkan Pengembang dan Pemda

Perumahan
Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Apersi Dukung Pemerintah Rilis Kebijakan Prototipe Rumah Sederhana

Perumahan
[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

[POPULER PROPERTI] Perumahan Murah Meriah di Sleman, Harganya Kurang dari Rp 200 Juta

Berita
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Blitar: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Madiun: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Tuban: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Ngawi: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Nganjuk: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Andalkan Merek Sendiri, Vila Mewah Ini Siap Berkompetisi di Bali

Kawasan Terpadu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com