Memang, ada beberapa pengecualian untuk kasus ini. Sebutlah misalnya, orang yang menjual properti lantaran terjepit masalah dan butuh uang dalam waktu cepat. Di luar itu, seolah tidak ada lagi yang mampu menekan harga properti dan kerap dijadikan "jaminan" membuat properti masih menarik sebagai lahan investasi. Baca: Investasi Properti Tahun Ini? Silakan Saja...
Hal itu terungkap di acara diskusi yang digelar di Jakarta, Kamis (23/1/2014) siang. Beberapa pemerhati di bidang properti sepakat bahwa pada tahun politik ini pun sektor properti masih menarik. Hanya, para konsumen harus waspada. Hal itu seperti yang dituturkan Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dan perencana keuangan independen dari Financia Consulting Eko Endarto.
Sementara itu, perencana keuangan independen dari Financia Consulting, Eko Endarto, menegaskan, ketika ingin berinvestasi dalam sektor properti, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu lokasi, pengembang properti tersebut, dan prospek ke depannya.
Ali juga mengatakan, nanti yang masuk ke tengah kota adalah kaum komuter. Berbagai jenis apartemen, masing-masing akan memiliki pasarnya sendiri.
"Apartemen menengah dengan harga Rp 300 jutaan pasti pasarnya ada," ujar Ali.
Ali juga mengingatkan, suatu saat nanti apartemen bisa menjadi hunian lazim. Namun, adakah yang mau menyewa apartemen Anda?
"Betul, kita beli apartemen bisa kita sewakan. Salah lokasi, tidak bisa disewakan. Pastikan dahulu pasar sewanya ada. Kalau kita mau tinggal, boleh, tapi ada kemungkinan untuk kita sewakan. Misalnya, untuk mahasiswa, ekspatriat, pekerja, dan ada tidak transportasi massalnya? Itu mesti dipertimbangkan," ujarnya.
"Ketika Serpong naiknya 50 sampai 60 persen, Cibubur hanya 30 persen, tapi tetap naik. Kalau saya prediksi, 2014 melambat, tapi tidak akan jatuh. Ketika melambat pun harganya masih di atas inflasi," tandasnya.
"Salah satu (alasan) mengapa produk jadi mahal karena ada yang namanya kelangkaan dan tidak bisa tergantikan," ujar Eko.
"Apa alasan dilakukannya reklamasi? Karena lahannya terbatas. Mungkin, harga akan turun, tapi secara nilai dia tetap naik. Tanah terbatas, tapi keinginan orang tak pernah terbatas. Kenaikan tertinggi di tanah, bukan di bangunan. Secara normal pasti naik karena tanah terbatas. Karena kelangkaan tadi, value-nya akan meningkat," tambahnya.
"Misalnya, sebuah lahan dengan bagunan usang akan lebih menarik jika dijual sebagai cluster-cluster baru yang lebih menarik," ujar Joko.
Bagaimana, Anda berminat?