Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PU Siapkan Peta Konflik Pembangunan Infrastruktur

Kompas.com - 29/08/2013, 18:09 WIB
Tabita Diela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (Sosekling) Badan Penelitian dan Pengembangan tengah menyiapkan basis data yang akan selalu diperbarui. Bentuknya berupa peta konflik yang mencangkup hingga level kabupaten.

Demikian pernyataan Kepala Puslitbang Sosekling Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum, Lolly Martina Martief, di sela-sela acara kolokium, di Jakarta, Rabu (28/8/2013).

"Tujuan pembuatan peta konflik agar pelaksanaan program pembangunan infrastruktur mencapai target. Lembaga litbang menyiapkan tools dan instrumen yang bisa dipakai pelaksana di lapangan. Pelaksana di lapangan dapat segera mengetahui kondisi yang akan dihadapinya dengan menggunakan data berupa peta konflik tersebut," jelas Lolly.

Peta konflik ini merupakan hasil kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Lampung (UNILA). Peta konflik ini akan dipublikasikan pada Hari Bakti Pekerjaan Umum.

Peta konflik merupakan salah satu program strategis di Kementerian Pekerjaan Umum dalam upaya menghasilkan output dan outcome infrastruktur. Tanpa adanya pengetahuan mendalam tentang kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan di suatu wilayah, maka outcome  akan sulit tercapai.

Bukan perkara gampang menyelaraskan output dan outcome infrastruktur. Kementerian masih terkendala beberapa hambatan. Misalnya infrastruktur pemukiman, output-nya harus segera dibangun, tapi terlambat karena adanya konflik sosial pengadaan lahan. Kemudian, kalau sudah dibangun rusun, misalnya, malah tidak ada yang menempati.

"Rusun itu kumuh, dan terjadi karena tidak dihuni secara optimal. Selain itu, kapasitas sumber daya manusia pengelolanya juga belum ideal. Ternyata, kalau mengelola rusun harus sama dengan mengelola apartemen. Pengelola harus diajarkan manajemen yang baik. Termasuk penghuninya. Penghuni yang biasa tinggal di rumah tapak harus disiapkan," ujar Lolly.

Sementara infrastruktur air dalam usaha normalisasi sungai terhambat lantaran di atas bantaran sungai banyak hunian. Kemudian, isu-isu sosial pengadaan tanah, dan lain sebagainya.

Masalah-masalah seperti ini, lanjut Lolly, merupakan contoh sederhana peran Puslitbang Sosekling. Instansi ini dibentuk untuk melakukan riset seputar sosial, ekonomi, dan lingkungan yang akan menjadi lokasi pembangunan infrastruktur oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Dengan adanya data identifikasi latar belakang sosial, ekonomi, dan lingkungan lokasi setempat, pembangunan infrastruktur dapat jauh lebih mangkus dan sangkil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Kediri: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Probolinggo: Pilihan Hunian Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Seram Bagian Timur: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Bangkalan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Magetan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Pacitan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan Terjangkau di Bawah Rp 200 Juta di Kabupaten Lamongan: Pilihan Ekonomis

Perumahan
Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Mutu Beton Tol MBZ Disebut di Bawah Standar, Begini Respons Jasa Marga

Berita
Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Fitch dan Moody's Naikkan Rating Kredit Pakuwon Jadi BB+

Berita
Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Nih Tujuh Mal Terindah di Dunia, Ada yang Langit-langitnya Kaca Patri Luas

Ritel
Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Pilih Tandon Air di Atas atau Bawah Tanah? Ini Plus Minusnya

Tips
Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Ini Lima Negara Asal WNA Paling Banyak Incar Properti di Indonesia

Berita
Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Tiga Kota Ini Paling Diminati WNA Saat Berburu Properti di Indonesia

Berita
Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT

Berita
Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Antisipasi Perpindahan Ibu Kota, Jababeka Siapkan Konsep TOD City

Hunian
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com