Bendungan Sukamahi berfungsi sebagai pengendali banjir dengan menerapkan konsep bendungan kering.
Sehingga, pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur pada elevasi rendah atau kosong. Sementara, saat terjadi hujan debit air dialiri langsung ke hilir.
Manfaat bendungan kering adalah dapat dikembangkan menjadi area penampungan air pada saat hujan dan area lanskap saat kering.
Lanskap yang dikembangkan dapat berupa tanaman yang memiliki toleransi terhadap genangan dan mampu self-generated atau trubus misalnya tanaman Datura.
Untuk kawasan konservasi pada aliran Sungai Ciliwung dari bagian hulu Bendungan Sukamahi hingga hilir dikembangkan menjadi natural creek.
Untuk diketahui, Bendungan Sukamahi memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektar.
Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017.
Hingga 9 April 2021, progres konstruksi Bendungan Sukamahi mencapai 71,21 persen.
Baca juga: Teknologi Akuaponik Diterapkan di Sekitar Bendungan Pengendali Banjir Jakarta
Pekerjaannya meliputi struktur beton pada bangunan pelimpah (pembersihan dan pengecoran), timbunan pada bendungan utama, pekerjaan hidromekanikal, dan kelengkapan fasilitas umum.
Bendungan Sukamahi merupakan bendungan kering pertama kalinya dibangun di Indonesia dengan kontrak senilai Rp 447,39 miliar pada 20 Desember 2016.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.