Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Kendalikan Banjir Jakarta, Bendungan Sukamahi Bakal Jadi Taman Ekowisata

Kompas.com - 15/04/2021, 11:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep Ecotourism Park atau Taman Ekowisata dengan pemanfaatan kawasan konservasi pada Bendungan Sukamahi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat tengah dikembangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Nantinya, pembangunan bendungan tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (masterplan) pengendalian banjir Provinsi DKI Jakarta saja, juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor.

Pengembangan bendungan ini memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.

Demikian disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (14/04/2021).

Baca juga: Tak Dibiarkan Gundul, Bendungan Tukul Pacitan Ditanami 655 Pohon

"Tujuan utama konsep ini adalah mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan dengan mengembangkan potensi cara berkelanjutan," terang Basuki.

Konsep Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri seperti konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt.

Lalu, dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat yaitu pohon Suren dan Damar.

Kawasan ini juga akan dilengkapi fasilitas kebun di hutan, trail/track, rest area, dek wisata, toilet, signage dan pusat informasi.

Jadi, dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata seperti rekreasi luar ruang, bushwalking, jogging, bersepeda, berkuda, bird watching, dan sebagainya.

Pengembangan ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan badan air menjadi natural river valley basin.

Bendungan Sukamahi berfungsi sebagai pengendali banjir dengan menerapkan konsep bendungan kering.

Sehingga, pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur pada elevasi rendah atau kosong. Sementara, saat terjadi hujan debit air dialiri langsung ke hilir.

Ilustrasi konsep ekowisata di Bendungan Sukamahi.Dok. Kementerian PUPR. Ilustrasi konsep ekowisata di Bendungan Sukamahi.

Manfaat bendungan kering adalah dapat dikembangkan menjadi area penampungan air pada saat hujan dan area lanskap saat kering.

Lanskap yang dikembangkan dapat berupa tanaman yang memiliki toleransi terhadap genangan dan mampu self-generated atau trubus misalnya tanaman Datura.

Untuk kawasan konservasi pada aliran Sungai Ciliwung dari bagian hulu Bendungan Sukamahi hingga hilir dikembangkan menjadi natural creek.

Untuk diketahui, Bendungan Sukamahi memiliki volume tampung sebesar 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektar.

Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak tahun 1990-an dan mulai dibangun tahun 2017.

Hingga 9 April 2021, progres konstruksi Bendungan Sukamahi mencapai 71,21 persen.

Baca juga: Teknologi Akuaponik Diterapkan di Sekitar Bendungan Pengendali Banjir Jakarta

Pekerjaannya meliputi struktur beton pada bangunan pelimpah (pembersihan dan pengecoran), timbunan pada bendungan utama, pekerjaan hidromekanikal, dan kelengkapan fasilitas umum.

Bendungan Sukamahi merupakan bendungan kering pertama kalinya dibangun di Indonesia dengan kontrak senilai Rp 447,39 miliar pada 20 Desember 2016.

Adapun kontraktor yang mengerjakan bendungan ini adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Basuki dengan skema kerja sama operasi (KSO).

Bendungan tersebut bukan hanya diperuntukkan sebagai keperluan irigasi atau air baku. Namun, juga meningkatkan kapasitas pengendalian banjir.

Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi juga dapat dikembangkan sebagai pusat budidaya tanaman hidroponik dan akuaponik sekaligus menjadi tempat wisata edukasi dengan suasana alam indah di Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak.

Pengembangan jalan wisata atau jalur akses rekreasi dengan memanfaatkan jalan operasi Bendungan Sukamahi yang terhubung dengan pemandangan terbaik atau terhubung dengan Dam Recreation Circle Drive.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau