JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep Ecotourism Park atau Taman Ekowisata dengan pemanfaatan kawasan konservasi pada Bendungan Sukamahi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat tengah dikembangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Nantinya, pembangunan bendungan tidak hanya sebagai bagian dari rencana induk (masterplan) pengendalian banjir Provinsi DKI Jakarta saja, juga pengembangan ekowisata kawasan Puncak Bogor.
Pengembangan bendungan ini memanfaatkan potensi sumber daya alam dan mengedepankan perlindungan ekosistem.
Demikian disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (14/04/2021).
Baca juga: Tak Dibiarkan Gundul, Bendungan Tukul Pacitan Ditanami 655 Pohon
"Tujuan utama konsep ini adalah mempromosikan kesejahteraan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan dengan mengembangkan potensi cara berkelanjutan," terang Basuki.
Konsep Taman Ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan kawasan terpadu pada bendungan itu sendiri seperti konservasi alam pada area sabuk hijau atau greenbelt.
Lalu, dikembangkan menjadi forest conservation park atau hutan konservasi yang mempunyai fungsi utama menjaga kelestarian dan keberlangsungan tumbuhan khas setempat yaitu pohon Suren dan Damar.
Kawasan ini juga akan dilengkapi fasilitas kebun di hutan, trail/track, rest area, dek wisata, toilet, signage dan pusat informasi.
Jadi, dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata seperti rekreasi luar ruang, bushwalking, jogging, bersepeda, berkuda, bird watching, dan sebagainya.
Pengembangan ekowisata Bendungan Sukamahi akan memanfaatkan badan air menjadi natural river valley basin.
Bendungan Sukamahi berfungsi sebagai pengendali banjir dengan menerapkan konsep bendungan kering.
Sehingga, pada saat awal musim hujan, elevasi muka air waduk diatur pada elevasi rendah atau kosong. Sementara, saat terjadi hujan debit air dialiri langsung ke hilir.
Manfaat bendungan kering adalah dapat dikembangkan menjadi area penampungan air pada saat hujan dan area lanskap saat kering.
Lanskap yang dikembangkan dapat berupa tanaman yang memiliki toleransi terhadap genangan dan mampu self-generated atau trubus misalnya tanaman Datura.
Untuk kawasan konservasi pada aliran Sungai Ciliwung dari bagian hulu Bendungan Sukamahi hingga hilir dikembangkan menjadi natural creek.