Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Ciputra Gaet Konsumen Apartemen, Obral Stimulus hingga Gratis Furnitur

Kompas.com - 28/03/2021, 19:19 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Insentif pemerintah untuk membangkitkan pasar properti berupa tanggungan PPN, Loan to Value (LTV) 100 persen, dan suku bunga kredit tidak hanya dimanfaatkan oleh konsumen dan investor kelas menengah ke bawah.

Di segmen menengah atas, juga tak ingin ketinggalan meraup kesempatan dari obral stimulus yang diberikan Pemerintah.

Dari PPN DTP saja konsumen sudah mendapatkan potongan 5 persen hingga 10 persen. Jika harga propertinya Rp 2 miliar mereka bisa hemat Rp 200 juta.

Sementara jika harga propertinya Rp 5 miliar ke atas, konsumen bisa "menyimpan" dana Rp 250 juta. 

Baca juga: Begini Rumus Menghitung Biaya BPHTB

Adapun jika memanfaatkan fasilitas KPR/KPA tanpa uang muka alias LTV 100 persen, bunga cicilannya tidak terlalu mencekik.

Dengan begitu uang muka atau down payment (DP) sekitar 20 persen atau Rp 400 juta dari harga properti Rp 2 miliar bisa diputar di bisnis lain.

Namun yang diperlu diketahui semua kebijakan relaksasi punya syarat dan ketentuan.

Misalnya saja stimulus bebas PPN, hanya berlaku untuk pembelian properti primer siap huni atau ready stock serta sudah lunas dan serah terima paling lambat Agustus 2021.

Sementara untuk DP 0 persen berlaku untuk perbankan dengan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di bawah 5 persen.

Lagi pula kalau mau jujur, perbankan lebih senang jika pembelian properti disertai DP, sehingga konsumen tidak gampang memutuskan berhenti mencicil.

Dari sisi pengembang sendiri pun, tidak banyak yang dapat memberikan dua insentif sekaligus bebas PPN dan DP 0 persen.

Baca juga: Bagaimana Kekuatan Hukum PPJB, Saat Anda Membeli Rumah?

Sebab tidak semua pengembang punya produk ready stock dan tidak otomatis pula perbankan mau memberikan KPR/KPA dengan pola tanpa DP dengan risiko gagal bayar sangat tinggi.

Karena itulah, hanya sedikit pengembang yang bisa menawarkan kedua stimulus ini, salah satu adalah Ciputra Group.

Menurut General Manager Marketing Ciputra Group Andreas Raditya, sejak adanya kebijakan relaksasi tersebut, animo konsumen dan investor terhadap unit apartemen dan perkantoran Ciputra International, meningkat signifikan.

Jika sebelum ada relaksasi, jumlah kunjungan maksimal 10 potential buyers, namun sekarang bisa sampai 25 orang setiap hari.

Ciputra Group memanfaatkan momentum ini dengan mengeluarkan program Triple Treats, berupa DP 0 persen, Free PPN, serta gratis furnitur yang berlaku dari Maret hingga Mei 2021.

Hal ini bisa dilakukan karena semua produk apartemen dan perkantoran) yang ditawarkan siap huni. Selain itu, ada bank yang mau memberikan pembiayaan dengan tanpa.

Baca juga: IMB Dihapus dan Diganti PBG, Apa Perbedaannya?

“Misalnya harga 1 bedroom tower San Francisco Rp 1 miliaran maka potong PPNnya Rp 100 jutaan, dan 2 bedroom seharga Rp 2 miliar, maka mereka bisa hemat Rp 200 jutaan. Tujuh unit terjual bulan Maret ini,” kata Raditya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/03/2021).

Penjualan tersebut menggenapi angka 60 persen dari total Tower San Fransisco 350 unit. Patokan harga apartemen ini berkisar antara Rp 700 juta untuk studio dan Rp 3 miliar untuk tipe tiga kamar tidur.

Pembeli Tower San Fransisco didominasi pengguna akhir atau end user sebanyak 60 persen yang merupakan kalangan muda, dan 40 persen investor.

Dengan relaksasi di sektor properti ini, Raditya optimistis Tower San Francisco habis terjual tahun ini.

Ciputra International berada di kawasan Puri Indah, Jakarta Barat. Dengan konsep mixed use development yang mengintegrasikan kawasan residensial dengan komersial.

Proyek yang menempati area 7,4 hektar ini mencakup perkantoran, hunian (apartemen), area komersial dan nantinya hotel bintang empat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com