Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika Liku Perjuangan Milenial Membeli Rumah

Kompas.com - 18/02/2021, 12:29 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sebelum membeli, Novi melakukan riset terlebih dahulu mulai dari lokasi kompleks perumahannya hingga rekam jejang pengembangnya.

"Enaknya rumah baru sih, pihak pengembang mengusahakan banget ya bank mana yang kira-kira bisa approve kita," tuntas Novi.

Dia menjelaskan, pada tahun pertama, harus membayar uang tanda jadi atau booking fee sebesar Rp 5 juta.

Kemudian, pengembang memberikan fasilitas uang muka sebesar 15 persen atau sekitar Rp 70,5 juta yang bisa dicicil selama setahun.

Selanjutnya, Novi membayar cicilan per bulan Rp 4,1 juta dan tenor selama 15 tahun.

Baca juga: 5 Pilihan Rumah Subsidi, Lokasi Jabodetabek, Cicilan Mulai Rp 800.000 Per Bulan

Jika dikumulasikan, uang yang harus dikeluarkan oleh Novi dalam setahun pertama adalah Rp 124,7 juta. Itu pun dengan catatan, di luar biaya-biaya seperti administrasi dan provisi KPR, dan BPHTB.

Tentu saja jumlah ini sangat besar untuk milenial seperti Novi. Terlebih, dia sempat ditipu pengembang apartemen sebelumnya, dan merelakan uang jutaan rupiah hasil menabung bertahun-tahun.

Sementara itu, Roderick Adrian Mozes juga memiliki kendala untuk mendapatkan rumah idamannya.

Ricky, panggilan sapaaannya, mengaku sulit mengumpulkan uang muka rumah karena baru bekerja selama 5 tahun dengan gaji pas-pasan.

"Sehingga, untuk kumpulin dana buat DP itu cukup lama," tutur Ricky.

Beruntungnya, Ricky yang berprofesi sebagai fotografer ini memiliki rezeki berlebih karena menang dalam perlombaan dan dipakai untuk menambah uang muka rumah.

Meski begitu, dia juga telah menyisihkan dana yang bersumber dari bonus tahunan maupun Tunjangan Hari Raya (THR) yang dipakai untuk uang muka.

Kendati telah memiliki uang muka, perjuangannya belum terhenti sampai di situ.

Ricky masih dihadapkan dengan peraturan pembayaran uang muka 30 persen dari harga jual rumah pada awal transaksi yang menurutnya terlalu tinggi.

"Jadi, harus pintar cari pengembang yang berani kasih DP di bawah 30 persen," tutur dia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau