Menurutnya, saat ini sudah banyak mobil atau kendaraan yang dibekali teknologi dan perangkat kamera untuk mendeteksi lubang di jalan.
“Sebagian besar mobil baru sudah memiliki perangkat keras yang tepat untuk mengamati kondisi jalan, karena yang Anda butuhkan hanyalah kamera yang dipasang di depan dan lokasi GPS,” kata Alain.
Sementara untuk memperbaiki jalan tak ada kaitannya dengan teknologi. Kata dia, masalah lubang di jalan yang tak diperbaiki itu adalah karena keterbatasan anggaran pemerintah daerah.
Alain menilai bahwa otoritas lokal dalam hal ini pemerintah daerah tidak memiliki cukup uang untuk melakukan pemeliharaan jalan dasar atau jalan retak dan berlubang.
“Memberi tahu pemerintah daerah tentang di mana lubang tidak mungkin membantu, karena masalah kondisi jalan bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, tetapi kurangnya dana,” tambahnya.
Sehingga kata Alain, mengurangi biaya perbaikan jalan berlubang melalui teknologi otonom akan sangat sulit.
Kecuali jika harga barang-barang kebutuhan untuk memperbaiki jalan disertai dengan adanya anggaran untuk memperbaikinya maka perbaikan barang-barang termasuk segala sesuatu mulai dari rambu jalan yang rusak hingga kebocoran air, tiang telegraf dan lampu lalu lintas dapat diatasi.
“Ketika pemerintah daerah, perusahaan pengelola air, dan perusahaan telekomunikasi dapat memperoleh keuntungan, mungkin kasus bisnis dapat ditemukan,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.