JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan China, mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yakni, Indonesia Earthquake Early Warning System (InaEEWS).
Sistem tersebut memungkinkan pemberitahuan peringatan dini 15-30 detik lebih cepat sebelum terjadinya gempa bumi.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, waktu 30 detik lebih cepat tersebut dinilai sangat berarti.
"Kalau ini lebih cepat, berarti peringatan tsunaminya juga lebih cepat selama 30 detik. Itu lumayan sekali untuk penyelamatan jiwa," ujar Dwikorita dalam lokakarya Megastruktur dan Infrastruktur Tahan Gempa Karya Anak Bangsa secara virtual, Kamis (24/9/2020).
Selain itu, BMKG juga bekerja sama dengan Insitut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan pemasangan sensor yang dapat mendeteksi perubahan tekanan hidrostatis di dasar laut.
Baca juga: BMKG Manfaatkan IoT dalam Mendeteksi Tsunami, Begini Cara Kerjanya
Sensor tersebut tidak hanya berguna untuk gempa tektonik, juga untuk longsor maupun erupsi bawah laut.
Pada tahun ini, BMKG tengah mengembangkan Warning System New Generation (WRS) untuk mengetahui adanya gempa bumi dan potensi terjadinya tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit atau tepatnya 2-3 menit.
Sistem ini telah disebarkan di 315 titik di Indonesia.
"Pada masa lalu, ini dirahasiakan, ditutup di kantor. Hanya BMKG yang tahu. Tetapi, sekarang kami very opened (sangat terbuka) sampai perhitungan menit ke-2 masyarakat sudah tahu (gempa bumi dan potensi tsunami)," lanjut Dwikorita.
Sistem peringatan dini WRS masih perlu ditingkatkan karena target untuk menyebarluaskan kepada masyarakat kurang dari 2 menit.
Bahkan, BMKG telah meluncurkan sistem peringatan dini tersebut di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA).
Dengan demikian, Bandara YIA menjadi bandara pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang memiliki sistem peringatan dini gempa bumi.
"Sistem ini diharapkan dapat mendukung keamanan infrastruktur di Indonesia," pungkas Dwikorita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.