Kelima, pastikan tersedia fasilitas cuci tangan ataupun disinfektan di sekitar halaman sebelum masuk ke dalam rumah.
Keenam, sediakan tempat penyimpanan sepatu atau alat-alat yang digunakan di luar rumah secara rutin.
Ketujuh, biasakan untuk membersihkan diri setiap kali sampai di rumah (sebelum bertemu dengan keluarga, terutama anggota yang rentan) dengan mencuci tangan menggunakan sabun setiap kali berkegiatan.
“Hal-hal di atas, kalau diterapkan secara disiplin paling tidak dapat meminimalisasi paparan Covid 19,” imbuh dia.
Terkait pilihan hunian, Yulia menganjurkan untuk mempertimbangkan health protocol, serta fasilitas sanitasi lingkungan perumahan yang beradaptasi dengan kondisi baru kini.
Lalu bagaimana dunia arsitektur bisa mengakomodasi protokol kesehatan dalam menghadapi ancaman Covid-19?
Arsitek dari Studio ArsitektropiS Ren Katili memaparkan beberapa standar arsitektur yang bisa diterapkan masyarakat.
Menurut dia, hunian yang adaptif untuk pencegahan penyebaran virus covid-19 sebenarnya sudah diakomodasi dalam konsep rumah sehat yang selalu memperhatikan unsur iklim daerah setempat.
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, rumah harus memenuhi aspek kecukupan pencahayaan matahari dan memiliki sirkulasi udara yang baik, di samping fasilitas ruang terbuka hijau yang memadai.
Baca juga: Tren dan Peluang Masa Depan Desain Zoomable Home Office
“Rumah yang memiliki sirkulasi udara baik dengan pancahayaan sinar matahari cukup akan mampu mereduksi kelembaban udara yang tinggi di daerah tropis sehingga rumah tidak terasa lembab yang memudahkan berkembangbiaknya bakteri serta virus-virus berbahaya,” terang Ren.
Lalu bagaimana mengatasi problem overheating yang sering dikeluhkan orang pada ruangan yang tidak ber-AC?
Ren mengamati, temperatur tinggi yang terjadi karena pencahayaan matahari berlimpah di daerah tropis, rata-rata dialami oleh rumah yang memiliki aliran udara rendah.
Untuk menghindari kondisi terlalu panas seperti itu, ia menyarankan, saat membangun rumah, bangunan sebaiknya diorientasikan pada arah utara-selatan.
Selain itu, bentuk bangunan yang pipih (desain persegi panjang) menurutnya juga lebih baik daripada denah rumah yang berbentuk gemuk (seperti kubus) karena udara akan lebih cepat keluar masuk.