Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Cara Optimalisasi Aset BUMN

Kompas.com - 21/07/2020, 22:07 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi membuat sektor properti saat ini sedang berada dalam tantangan, tak terkecuali bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mengelola aset propertinya.

Pengamat Pasar Modal dan Investasi Hendra Lubis mengatakan, banyak alternatif kerja sama yang dapat dilakukan oleh perusahaan maupun anak usaha BUMN guna mengoptimalisasi asetnya.

Baca juga: Tiga BUMN di Balik Kawasan Industri Terpadu Batang

Hal ini karena BUMN memiliki potensi besar dalam hal kerja sama dengan para mitra maupun dengan sesama perusahaan BUMN.

Namun dalam melakukan hal tersebut, Hendra menyebut, perusahaan juga harus melakukan terobosan terkait pengelolaan aset.

Untuk itu, ada tiga kegiatan yang bisa dilakukan guna menggairahkan kembali sektor properti sekaligus mengelola aset perusahaan.

Pertama adalah sektor pergudangan di perkotaan. Hendra menyebutkan, selama pandemi sub sektor properti yang masih menggeliat adalah kawasan industri (KI), terutama dengan adanya potensi relokasi perusahaan dari beberapa negara di kawasan Asia.

Baca juga: Kontraktor BUMN Bangun 4 Pencakar Langit Milik Keluarga Habibie hanya 2 Tahun

Menurut Hendra, selama pandemi berlangsung, perusahaan bisa mengembangkan pergudangan di perkotaan, terutama bagi perusahaan yang memiliki lahan yang kurang atau belum produktif saat ini.

Namun jika perusahaan ingin menawarkan KI, Hendra menyarankan bentuk kerja sama yang dilakukan tidak dalam skala besar.

"Kita optimalkan aset-aset yang ada sekarang, terutama yang di daerah perkotaan," kata Hendra dalam diskusi daring, Selasa (21/7/2020).

Baca juga: Empat Sektor Penopang Kawasan Industri dan Rekomendasi Masa Depan

Ilustrasi propertiwww.shutterstock.com Ilustrasi properti
Optimalisasi aset properti perusahaan dilakukan dengan cara menawarkan konsep pengembangan baru yang ia sebut sebagai produk transisi.

Hendra menjelaskan, konsep transisi ini bisa diaplikasikan pada produk pengembangan. Misalnya, bangunan yang ditawarkan bukan gedung permanen.

"Konsep transisi, bangunan tidak perlu permanen 100 persen sehingga ketika kita sudah berhasil bekerja sama dengan salah satu pihak misalnya investor, kita punya konsep tujuan akhirnya," ucap dia.

Selanjutnya perusahaan bisa bekerja sama untuk mengembangkan bidang layanan kesehatan khususnya di perkotaan.

Baca juga: Intiland Mulai Tawarkan Kawasan Industri Batang

"Jadi banyak klinik spesialis mupun primary healthcare services yang mulai dikembangkan di luar negeri juga ingin berlokasi di lokasi-lokasi strategis di perkotaan," ujar Hendra.

Terakhir, perusahaan dapat bekerja sama dengan anak muda dalam mengembangkan lokasi khusus berupa ruang kerja bersama atau coworking space maupun pengembangan lain dengan memanfaatkan teknologi informasi.

"Ketiga, sebenarnya tetap tempat-tempat nongkrong, makan, minum, kemudian tempat kerja tetap yang sangat mendukung protokol kesehatan yang berlaku," tutur dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau