JAKARTA, KOMPAS.com - PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) memiliki cadangan lahan atau land bank seluas 900 hektar di seluruh kawasan Jabodetabek.
Porsi terbesar berada di proyek perumahan Grand Wisata, Bekasi, Jawa Barat, seluas 530 hektar.
Direktur Utama Duta Pertiwi Tey Mailoa mengungkapkan hal ini saat menjawab pertanyaan Kompas.com, dalam acara paparan publik virtual, Jumat (10/7/2020).
Menurut Teky, selain menguasai dan memiliki lahan untuk pengembangan hunian, perusahaan juga mengoleksi lahan seluas 17 hektar untuk pengembangan komersial di Jakarta Barat.
Baca juga: Bumi Serpong Damai Fokus Produk Hunian Rp 1 Miliar dengan DP Ringan
"Lokasinya tepat berada di depan ITC Roxy Mas," kata Teky.
Dia memprediksi pengembangan lahan komersial di Roxy ini akan sangat signifikan terhadap pendapatan perusahaan.
Terlebih kawasan Roxy memang dikenal sebagai sentra bisnis perdagangan untuk produk spesifik terkait teknologi seperti gawai pintar, komputer, atau pun produk elektronik lainnya.
Sementara untuk belanja lahan tahun ini, Duta Pertiwi masih melihat perkembangan situasi dan kondisi selama Pandemi Covid-19.
Perusahaan juga akan mempertimbangkan secara cermat dan "mengirit-irit" belanja lahan dan belanja modal lainnya.
Yang pasti hingga Juni 2020 lalu, belanja modal yang dialokasikan senilai Rp 1,1 triliun tahun ini, telah terserap Rp 200 miliar untuk pembangunan Southgate.
Untuk diketahui, terkait performa keuangan 2019, Duta Pertiwi akan membagikan dividen senilai Rp 555 miliar (Rp 300 per saham) atau setara 50,32 persen dari laba bersih.
Baca juga: Harga Rumah di Jakarta Lebih Mahal ketimbang New York dan Tokyo
Pembagian dividen ini mengonfirmasi keberhasilan Duta Pertiwi yang telah meningkatkan Pendapatan Usaha sebesar 10,52 persen.
Pada akhir 2019, Perusahaan mencatatkan Pendapatan Usaha senilai Rp 2,46 triliun, dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp 2,23 triliun.
Sementara target awal pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 2,30 triliun.
Pencapaian pendapatan usaha ini mendorong peningkatan laba bersih yang dapat diatribusikan untuk pemilik entitas induk sebesar 20,99 persen menjadi Rp 1,10 triliun.
Dengan demikian, laba per saham dasar adalah Rp 596,14 per saham. Sedangkan total aset tercatat Rp 13,79 triliun dengan kas dan setara kas Rp 3,03 triliun.
Untuk ekuitas, perusahaan mencatat Rp 10,59 triliun, naik Rp 1,18 triliun dibandingkan akhir tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.