Nah, jika memang ingin diterapkan demikian, maka sarana lainnya termasuk lebar jalan juga perlu dipersiapkan.
"Berarti nanti ujungnya jalan-jalan kita juga harus standar. Masuk perumahan jalan-jalannya kecil-kecil, sempit-sempit, gimana angkutan mau masuk," ujar Djoko.
Bicara mengenai transportasi publik selama masa new normal ini pun bukan hanya memastikan keamanan dan kesehatan penumpang selama memanfaatkan moda tersebut, namun juga mengurangi potensi paparan virus saat harus berpindah angkutan.
Djoko menilai jalan-jalan menuju ke permukiman pun perlu diperlebar. Dengan demikian, angkutan umum lain dapat menjangkau wilayah-wilayah permukiman.
Selain itu, masyarakat biasanya memanfaatkan ojek daring guna menjangkau area-area terpencil.
Untuk hal ini, Pemerintah mengimbau para pekerja untuk memakai helm sendiri. Namun, masyarakat bisa memanfaatkan transportasi lain seperti bajaj.
"Itu roda tiga umpamanya, ada pembatasnya dan tidak tergantung aplikator juga. Di Srilanka itu ada pake meter segala," ucap dia.
Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata ini mengatakan, Pemerintah dan operator transportasi bisa meniru cara operasionalisasi angkutan umum di Kota Shanghai.
Kasus Covid-19 di kota ini sekarang sudah mengalami penurunan. Hal itu membuat transportasi umum kembali dibuka dan membuat penggunanya meningkat.
Akan tetapi perusahaan transportasi kota tidak mau mengambil risiko. Djoko mengatakan, Shanghai Sunwin Bus Corporation (Sunwin) atau penyedia angkutan umum terkemuka di kota tersebut telah meluncurkan Healthcare Bus.
Armada ini secara khusus dirancang guna mengurangi risiko penularan Covid-19 yang berfokus pada penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligen (AI).
Baca juga: Saat Normal Baru, Subsidi Transportasi Umum Harusnya Tidak Dipangkas
"Saat penumpang masuk bus, sistem AI yang dipasang di sebelah mesin tiket akan melakukan pengecekan wajah penumpang dan mengecek suhu thermal badan menggunakan infrared," kata dia.
Sistem ini secara otomatis dapat mengidentifikasi penggunaan masker dan memberitahu kondisi setiap penumpang.
Proses pengecekan secara otomatis ini mengurangi adanya kontak fisik antara penumpang dengan petugas dan tidak menimbulkan antrean panjang pada jam-jam sibuk.
Bukan itu saja, di dalam bus terdapat pencahayaan ultra violet (UV) di dalam saluran udara yang berguna untuk mensterilkan dan membunuh virus.
Dengan demikian, virus-virus tersebut tidak dapat mereplikasi dan menghilangkan sumber infeksi.
Sistem penyaringan udara dalam setiap bus juga ditingkatkan yang memungkinkan seluruh ruangan di dalam bus disterilkan dalam 20 menit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.