JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir seluruh industri dan bisnis di Indonesia terdampak Pandemi Covid-19 yang datang sejak Maret 2020 lalu, tak terkecuali para agregator hotel melati di Indonesia.
Pengumuman tutup lapak secara permanen yang dilakukan Airy Rooms menjadi sinyal bisnis perhotelan dan akomodasi memang terpukul paling keras.
Namun demikian, tidak semua pengelola akomdoasi menyerah pada keadaan. Salah satunya adalah OYO.
Head of PR & Communication OYO Indonesia Meta Rostiawati mengatakan, bisnis OYO juga tengah menghadapi kesulitan, namun perusahaan saat ini masih terus mencoba bertahan dengan menerapkan sejumlah strategi penanggulangan keberlanjutan.
"Hampir tidak ada negara yang industrinya sangat kuat menghadapi dampak Covid-19, termasuk kami di OYO Indonesia. Secara global kami mengalami penurunan, tetapi kami terus menerapkan strategi penanggulangan," ujar Meta menjawab Kompas.com, Jumat (8/5/2020).
Berdasarkan data internal OYO per April 2020, okupansi OYO secara global mengalami penurunan lebih dari 50 persen sebagai akibat dari pandemi ini.
Namun demikian, bukan berarti hal itu mematahkan semangat perusahaan untuk dapat bertahan. Meta mengatakan bahwa OYO tetap berkomitmen untuk berorientasi pada strategi bisnis jangka panjang.
Baca juga: Dampak Pandemi Corona, Airy Tutup Lapak Akhir Mei
Saat ini OYO mulai berfokus untuk menjaga kekuatan finansial dan independensinya untuk operasional dan performa bisnis perusahaan.
Sebagai langkah konkretnya, lanjut Meta, OYO global fokus memastikan optimalisasi sumber pendapatan. Baik dari sisi bisnis akomodasi maupun non akomodasi, sambil terus memastikan OYO tetap memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan.
Meta mengatakan bahwa penyesuaian yang dilakukan OYO saat ini pun tetap mempertimbangkan skala prioritas untuk karyawan dan mitra OYO.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.