JAKARTA, KOMPAS.com – PT Nusantara Infrastructure Tbk meraup lonjakan pendapatan 101,01 persen sepanjang 2019 senilai Rp 1,57 triliun dibandingkan pendapatan tahun 2018 yang hanya tercatat Rp 781,77 miliar.
Pertumbuhan pendapatan terutama didorong segmen pendapatan konstruksi atas progres pembangunan Tol Layang A.P. Pettarani di Makassar tahun 2019.
Kemudian peningkatan volume penjualan energi melalui PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari (RPSL), usai mengakuisisi RPSL pada Agustus 2018.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan konsolidasi, aset Perusahaan juga mengalami peningkatan 17,87 persen, dari sebelumnya Rp 4,31 triliun pada 2018 menjadi Rp 5,08 triliun tahun 2019.
Kenaikan aset ini terutama didorong aset tidak lancar yang meningkat menjadi sebesar Rp 4,26 triliun atau 31,24 persen dari tahun 2018 sejumlah Rp 3,25 triliun.
Baca juga: Nusantara Infrastructure Raup Pendapatan Rp 782 Miliar
Sedangkan kenaikan aset tidak lancar didorong oleh belanja modal yang dilakukan oleh Perusahaan untuk aset konsesi dan non-konsesi.
Beban konstruksi juga naik cukup signifikan dari Rp 106,25 miliar menjadi Rp 943,52 miliar yang disebabkan peningkatan progres pembangunan Tol Layang A.P. Pettarani, Makassar.
Adapun realisasi pendapatan usaha dan penjualan perusahaan (tidak termasuk pendapatan konstruksi) melampaui target yang dicanangkan, yakni Rp 630,17 miliar atau naik sekitar 5,80 persen dari yang ditargetkan pada awal tahun Rp 595,63 miliar.
Hal ini didukung oleh sektor usaha yang memberikan kontribusi pertumbuhan tertinggi secara berurutan yakni sektor jalan tol mencapai Rp 415,90 miliar atau 0,85 persen di atas target.
Selanjutnya sektor energi terbarukan mencapai Rp 141,21 miliar atau 6,56 persen di atas target, dan sektor air bersih mencapai Rp 73,06 miliar atau 44,03 persen di atas target.
Sementara laba bersih menurun 5,40 persen menjadi Rp 205,36 miliar dari sebelumnya Rp 217,08 miliar.
Penurunan ini dikarenakan adanya tambahan laba yang diperoleh Perusahaan atas divestasi KIN di tahun 2018.
Namun jika hanya melihat perbandingan laba operasional, yaitu laba bersih antara tahun 2018 dibandingkan tahun 2019 tanpa memasukan nilai divestasi KIN maka kenaikannya mencapai Rp 101,28 miliar atau setara 97,31 persen.
General Manager Corporate Affairs Deden Rochmawaty mengatakan, optimasi pencapaian kinerja 2019 melalui berbagai faktor pendorong seperti memperkuat kebijakan strategis, meningkatkan pengembangan bisnis, serta memaksimalkan pengelolaan keuangan yang baik.
"Hal ini yang membuat manajemen mampu menjaga laju pertumbuhan positif kinerja Perusahaan, di tengah tantangan yang dihadapi sepanjang tahun 2019," ujar Deden dalam keterangannya kepada Kompas.com, Selasa (21/4/2020).
Tahun 2020, Perusahaan berkomitmen menyelesaikan sejumlah proyek kontruksi meskipun di tengah Pandemi Covid-19.
Kegiatan proyek dilaksanakan dengan menerapkan standar protokol keselamatan dan kesehatan kerja seluruh pihak.
Di sektor jalan tol, melalui anak usaha PT Bosowa Marga Nusantara (BMN), sedang membangun Jalan Tol Layang A.P. Pettarani.
Pembangunan jalan tol yang dirancang sepanjang 4,3 kilometer ini telah dimulai sejak akhir April 2018 akan menjadi ikon baru Kota Makassar.
Hingga saat ini, BMN memberikan layanan kepada 56.382 pengguna jalan tol. Jika kelak beroperasi, Tol Layang Pettarani akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 135 persen terhadap BMN.
Sementara untuk sektor energi terbarukan, Perusahaan melalui PT Inpola Meka Energi (IME) akan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di Desa Lau Gunung, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara dengan total kapasitas terpasang sebesar 15 MW.
Saat beroperasi, PLTMH Lau Gunung akan melayani lebih kurang 10.000 rumah tangga di dua wilayah Kabupaten Dairi dan Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Perusahaan juga ikut berkontribusi dalam mendukung program pemerintah pusat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi sekaligus mendukung kehandalan pasokan listrik ke kedua kabupaten tersebut.
Melalui pembangunan dan pengoperasian proyek PLTMH ini, IME akan memberikan kontribusi kenaikan pendapatan sebesar 50 persen terhadap PT Energi Infranusantara (EI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.