Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Perhotelan, di Antara Hantaman Pandemi dan Harapan Akhir Tahun

Kompas.com - 10/04/2020, 15:53 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Selepas itu, bisnis dan industri perhotelan diharapkan kembali normal pada 2021.

Bagaimana dengan Bali?

Kunjungan wisatawan asing ke Bali mulai turun paling tajam pada bulan Februari sebesar 30 persen, dengan wistawan China paling signifikan 96 persen.

Sedangkan wisatawan dari Australia turun 19 persen. Berdasarkan data dari TPI Imigrasi Ngurah Rai tanggal 1-12 Maret 2020 tercatat hanya 113.079 wisatawan asing yang mendarat di Ngurah Rai.

Angka ini belum mencapai 50 persen dari total kunjungan pada bulan Februari, dan diperkirakan pada 2 pekan sisanya mengalami kemerosotan karena banyak maskapai yang menutup penerbangannya dan larangan kunjungan WNA ke Indonesia.

Melihat kondisi ini, pertengahan tahun akan menjadi momentum yang sangat menantang untuk pariwisata Bali.

"Kondisi global (asing dan domestik) akan sangat menentukan, karena pasar Bali adalah asing dan domestik. Butuh beberapa waktu untuk comeback dan menarik kembali wisatawan khususnya mancanegara untuk berlibur ke Bali," imbuh Ferry.

Akhir tahun 2020 akan sangat menentukan bagi Bali untuk bangkit kembali dengan proyeksi kinerja okupansi sekitar 50 persen dan ADR berada pada level 60 hingga 70 dollar AS.

Proyeksi lima tahun ke depan

Pandemi Covid-19 memang belum dapat diprediksi secara pasti kapan teratasi. Dengan begitu, membuat proyeksi terperinci tentang waktu dan pola pemulihan kunjungan turis asing ke Indonesia mungkin masih terlalu dini.

Akan tetapi, terlepas dari tingkat ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan batasan-batasan serius yang dapat diprediksi, bisnis perhotelan yang terkait dengan jumlah kunjungan sangat dapat diprediksi. 

Wisatawan mancanegara (wisman) menikmati suasana di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, Kamis (4/9/2014). TRIBUNNEWS.com/HERUDIN Wisatawan mancanegara (wisman) menikmati suasana di kawasan Kota Tua Jakarta Barat, Kamis (4/9/2014).
Founder and CEO Hotel Investment Strategies LLC Ross Woods mengungkapkan, ada banyak metode dan cara untuk dapat melihat bagaimana prospek bisnis dan industri dua sektor ini.

Ross menggunakan prakiraan ekonometrik tentang kedatangan pengunjung internasional dengan pasar utama Indonesia di Asia Pasifik, Eropa, Amerika, dan Timur Tengah untuk memperoleh total perkiraan pengunjung selama periode 2020-2025.

Prakiraan Ross mencakup interval prediksi; rentang nilai, dan probabilitas rentang yang akan menyertakan hasil aktual.

"Kami memperkirakan bahwa pengunjung internasional ke Indonesia akan turun sekitar 38 persen, dari 16,1 juta orang pada tahun 2019 menjadi 10 juta orang pada tahun 2020," ujar Ross kepada Kompas.com, Jumat (10/4/2020).

Ada kemungkinan jumlah pengunjung internasional akan merosot drastis hingga 60 persen di angka antara 8,5 juta orang hingga 11,6 juta orang pada tahun 2020.

Namun, hal ini tak akan berlangsung lama, karena tidak sampai tahun 2023, Ross meyakini rekor 16,1 juta kunjungan internasional pada 2019 akan dilampaui.

Dengan rincian perkiraan rata-rata turis mancanegara adalah sebanyak 12,8 juta orang pada 2021, 15 juta orang pada 2022, dan 16,4 juta orang pada 2023.

Ross mengakui, prakiraan tersebut bisa diperbarui setiap tiga bulan karena data ekonomi baru tersedia setiap akhir kuartal.

Jadi, prakiraan ini tidak bisa menghasilkan angka kurat 100 persen, namun perkembangan Indonesia dan dunia sangat dinamis. Segala kemungkinan bisa saja terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com