JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan bahwa Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta Pusat, tidak dirancang untuk digunakan sebagai pusat karantina, observasi, dan isolasi pasien penyakit infeksi menular, termasuk pengidap Covid-19.
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid menyampaikan hal itu menyusul rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggunakan Wisma Atlet Kemayoran agar bisa ditempati Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait virus corona (Covid-19).
"Wisma atlet tidak didesain untuk fasilitas rumah sakit. Wisma atlet dirancang untuk hunian," tegas Khalawi menjawab Kompas.com, Minggu (15/3/2020).
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Kependudukan dan Permukiman DKI Jakarta Suharti memaparkan rencana tersebut dalam rapat yang diunggah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui akun Youtube resmi: Pemprov DKI Jakarta.
Judul video yang diunggah tersebut adalah "Gub Anies Baswedan Memimpin Rapat Pembahasan Kesiapan Penanganan Covid-19, 10 Maret 2020".
Baca juga: Nasib Wisma Atlet Kemayoran Ada di Tangan Setneg
Dimulai pada menit ke 44:21, Suharti mengatakan, telah menggelar rapat dengan Asisten Bidang Kesejahteraan Rakyat (Askesra) DKI Jakarta.
Dalam rapat tersebut ada permintaan kemungkinan isolasi orang dalam pemantauan (ODP) yang tidak punya ruang di rumah untuk isolasi, ditempatkan di Wisma Atlet Kemayoran.
Suharti mengaku sudah menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat secara lisan. Pemerintah Pusat, kata Suharti, menanggapi positif rencana tersebut.
"Tapi beliau minta tolong ke saya untuk bisa dikirim ke Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Pak Moeldoko atau Menteri Sekretaris Kabinet Pak Pratikno. Dan, saya bilang nanti saya komunikasikan ke Pak Gub (Gubernur DKI Anies Baswedan) kalau berkenan mereka bersedia. Kita ada Rusunawa tapi belum ada apa-apanya (dilengkapi furnitur) seperti Wisma Atlet," tuntas Suharti.
Wisma Atlet Kemayoran dibangun sebagai tempat tinggal para atlet yang berlaga di ajang Asian Games 2018 dan Para Games 2018.
Terdiri dari 10 menara, tujuh menara pertama berada di Blok D-10 yang terdiri dari 5.494 unit. Tak kurang dari 16.482 orang dapat ditampung dalam tujuh tower wisma atlet ini.
Sementara tiga menara lainnya berada di Blok C-2 yang terdiri dari 1.932 unit. Tiga tower ini dapat menampung 5.796 orang. Setiap unit memiliki luas 36 meter persegi, yang dilengkapi dengan dua kamar tidur.
Di masing-masing kamar tidur sudah terdapat kasur serta lemari yang bisa digunakan untuk menyimpan pakaian dan barang lainnya.
Kompleks gedung hunian yang dibangun dengan anggaran Rp 3,4 triliun ini juga dilengkapi tempat parkir yang bisa menampung 190 bus, 186 mobil, dan 33 minibus, termasuk sepeda dan sepeda motor di Blok C3.
Adapun di Blok B8 terdapat area parkir yang bisa menampung 112 mobil dan 29 bus, serta sepeda dan sepeda motor.