Gedung ini dirancang setinggi 636 meter dengan ongkos konstruksi 4,27 miliar dollar AS atau Rp 57,9 triliun.
Pengembangnya, Greenland Holdings yang berbasis di Shanghai, telah memangkas ketinggian gedung ini menjadi kurang dari 500 meter.
Tak disebutkan alasan pemangkasan ketinggian gedung ini, apakah karena ada batas Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), atau pembengkakan biaya.
Perubahan-perubahan ini menyebabkan biaya tambahan untuk desain struktural asli serta perubahan drastis pada penampilan puncaknya.
Dalam pengamatan Financial Times, crane-crane proyek Wuhan Greenland Center berhenti bergerak. Menyusul kontraktor utamanya, China State Construction memutuskan untuk menarik semua pekerjanya.
Kontraktor menuntut Greenland Holdings membayar tunggakan jika konstruksi ingin dilanjutkan kembali.
Sayang memang, karena proyek ini sudah mencapai ketinggian 475 meter di atas permukaan Sungai Yangtze, atau hanya terpaut 25 meter dari desain revisi.
Tak hanya ditinggalkan kontraktor, China News Weekly melaporkan, Wuhan Greeland Center juga kehilangan beberapa penyewa jangkar, termasuk Hotel Ritz-Carlton yang sangat mewah, yang awalnya menempati lantai paling atas.
Bahkan, CTBUH sendiri menulis Wuhan Greenland Center sebagai gedung yang tak pernah selesai atau never completed dengan sepuhan warna merah.
Semua ini terjadi di tengah-tengah perubahan kebijakan yang diterbitkan Beijing bahwa tidak ada gedung pencakar langit baru yang melampaui batas 500 meter. Alasannya demi keselamatan, penghematan biaya, dan izin penerbangan.
Namun, sumber lain mengatakan, kebijakan Beijing ini dimaksudkan untuk mengekang ambisi pemerintah lokal untuk membuat pencakar langit tertinggi.
Padahal, pencakar langit kadung dianggap sebagai simbol kekayaan dan status kota, meskipun kota-kota tingkat bawah telah lama bergulat dengan tingkat kekosongan yang terus meningkat.
Sebagai informasi, Wuhan saat ini memiliki tiga pencakar langit kategori supertall atau ketinggian di atas 300 meter.
Sementara supertall dalam proses konstruksi dan masih berlanjut ada empat pencakar langit. Adapun yang masih dalam status rencana pembangunan 8 proyek.
Selain Wuhan, pemerintah kota Tianjin juga tengah dirundung kebingungan karena harus melakukan pemangkasan batas ketinggian atas menara Goldin Finance 117.
Pencakar langit ini dirancang 117 lantai dengan ketinggian 596 meter, yang hingga kini konstruksinya belum selesai. Padahal tutup atapnya sudah dilakukan pada 2015.
Dan kini, China terjangkiti virus corona dengan Wuhan sebagai tempat awal penyebarannya. Bagaimana nasib pembangunan pencakar-pencakar langit tersebut?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.