Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Djoko Setijowarno
Akademisi

Peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata

Perlunya Membangun Jalan, Membuka Keterisolasian di Papua

Kompas.com - 09/10/2019, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PEMBANGUNAN infrastruktur jalan di Papua sangat diperlukan untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil yang selama ini sulit dijangkau.

Jaringan jalan ini dibangun sebagai upaya meningkatkan konektivitas, membuka daerah terisolasi, dan menurunkan harga barang-barang, terutama di wilayah pegunungan dan pedalaman.

Selain daratan, masih terdapat wilayah yang hanya bisa ditempuh dengan transportasi air dan udara, hingga menembus ke setiap distrik atau desa yang berada di pedalaman dan pegunungan.

Wilayah-silayah di Kabuoaten Asmat, Kabupaten Mappy, Kabupaten Merauke, Kabupaten Boven Digul belum bisa ditembus dengan jalan darat melainkan transportasi air.

Sementara wilayah-wilayah pegunungan, seperti Kabupaten Ilaga, Kabupaten Nduga, Kabupaten Yakuhimo, Kabupaten Wamena, dan Kabupaten Jayawijaya hanya bisa diakses melalui transportasi udara.

Kendati sudah ada Inpres Nomor 5 Tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, namun pelaksanaannya belum maksimal.

Inpres tersebut memberikan kewenangan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk  dua hal utama.

Pertama, memberikan bantuan teknis kepada Pemprov Papua dan Papua Barat dalam menyusun RTRW Provinsi Papua dan Papua Barat.

Trans PapuaDjoko Setijowarno Trans Papua
Kedua, memberikan dukungan kepada Pemprov Papua dan Papua Barat dalam membangun infrastruktur dasar wilayah, yang meliputi prasarana jalan dan jembatan untuk mengembangkan sentra industri dan produksi pangan, pusat-pusat permukiman penduduk, membuka isolasi derah, dan membangun prasarana jaringan irigasi untuk mendukung ketahanan pangan, serta menyediakan prasarana air minum, sanitasi, drainase dan air limbah sesuai dengan Rencana Induk.

Trans Papua

Ada catatan yang perlu digarisbawahi dalam hal pelaksanaan Inpres tersebut, yakni pembangunan jaringan Jalan Trans Papua sepanjang 4.330,07 kilometer.

Jalan ini melintasi Provinsi Papua Barat sepanjang 1.070,62 kilometer (24,7 persen) dan di Provinsi Papua 3.254,45 kilometer (75,3 persen).

Panjang jaringan jalan yang terdapat di Provinsi Papua Barat adalah 10.453,22 kilometer. Dari panjang itu, jalan nasional sepanjang 1.265,24 kilometer (12,1 persen), jalan provinsi 2.309,64 kilometer (22,1 persen) dan jalan milik kabupaten/kota 6.878,34 (65,8 persen).

Trans PapuaDjoko Setijowarno Trans Papua
Sementara jaringan jalan di Provinsi Papua sepanjang 18.497,37 kilometer, terdiri dari 2.639,79 kilometer jalan nasional (14,4 persen), 2.958 kilometer jalan provinsi (15,9 persen) dan 12.899,58 kilometer jalan kabupaten/kota (69,7 persen).

Pembangunan jaringan Jalan Trans Papua di Provinsi Papua, ternyata lebih panjang ketimbang di Provinsi Papua Barat.

Untuk jalan Trans Papua sepanjang 3.267,92 kilometer terbagi atas ruas jalan Kwatisore-Nabire 203,32 kilometer, Nabire-Wagete-Enarotali 275,50 kilometer, Enarotali-Ilaga-Mulia-Wamena (Usilimo) 513,40 kilometer, Wamena-Elelim-Jayapura 585,00 kilometer, dan Kenyam-Dekai 284,30 kilometer.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau