Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pengembang Hunian Berebut Milenial?

Kompas.com - 08/08/2019, 15:24 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Dalam aspek bekerja, Gallup (2016) menyatakan para milenial dalam bekerja memiliki karakteristik yang jauh berbeda dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Di antaranya adalah mereka bekerja bukan hanya untuk menerima gaji, tetapi juga untuk mengejar tujuan.

Kembali pada konteks bisnis properti di Indonesia, mengapa kemudian milenial kerap dijadikan segmen sasaran para pengembang?

Baca juga: Incar Keluarga Muda, Sinarmas Bangun Rumah dengan Kolam Renang Pribadi

Jelas saja, karena jumlahnya demikian banyak. Menurut Susenas 2017, jumlah generasi milenial mencapai sekitar 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia.

Selain itu, menurut Director Research and Consultancy Cushman and Wakefield Indonesia Arief Rahardjo, milenial yang baru bekerja, baik lajang, pasangan muda, maupun keluarga muda, membutuhkan hunian.

"Karena itu, para pengembang pasti akan menyediakan properti untuk mereka," kata Arief menjawab Kompas.com, Rabu (7/8/2019).

Hanya, dalam catatan Kompas.com, produk-produk properti yang ditawarkan, dibanderol dengan harga tinggi, dan relatif hanya bisa dijangkau oleh kalangan milenial tertentu.

Oleh karena itu, kata Arief, pengembang telah memastikan akan membangun produk yang masuk dalam hitungan bisnis mereka.

Untuk Tangerang Selatan, misalnya, yang merupakan salah satu daerah favorit, sudah tentu pengembangnya akan memasarkan produk sesuai dengan harga tanah.

Rentang harga Rp 1 miliar hingga Rp 1,5 miliar sejatinya merupakan patokan terendah di kawasan ini. Karena harga tanahnya sudah melesat hingga rata-rata Rp 15 juta per meter persegi.

Dua klaster Aure dan Amata dari Sinarmas Land, contohnya. Harga yang ditawarkan untuk klaster Aure mulai dari Rp 1,9 miliar untuk tipe 88 meter persegi hingga Rp 2,9 miliar untuk tipe 135 meter persegi.

Sementara klaster Amata dirancang dalam empat tipe berbeda dengan kelas lebih tinggi dibanding Aure yakni tipe 116 meter persegi, 156 meter persegi, 190 meter persegi, dan 200 meter persegi.

Amata dipasarkan mulai dari Rp 2,3 miliar untuk tipe 116 meter persegi, hingga Rp 4,1 miliar untuk tipe 200 meter persegi. Dalam jangka panjang, Amata akan dikembangkan sebanyak 80 unit. 

Baca juga: Marmer Italia, Kloset Jerman, Ini Spesifikasi Apartemen Mewah Jakarta

"Kami menyasar milenial muda atau keluarga muda mapan yang ingin up grade kelas dan kenyamanan," kata CEO Residential Sinarmas Land Herry Hendarta kepada Kompas.com, Senin (5/8/2019).

Ini artinya, ada juga milenial yang memiliki penghasilan mapan dan mampu mengakses hunian dengan harga tersebut di atas.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau