Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seharusnya, Palembang Mampu Imbangi Medan

Kompas.com - 03/08/2019, 18:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Dengan berbagai pembangunan infrastruktur tersebut, Project Director Citra Grand City Palembang Gunadi Wirawan menyatakan optimismenya.

"Tetap optimistis, dan seharusnya bagus ke depannya," kata Gunadi kepada Kompas.com, Sabtu (3/8/2019).

Dukungan belum maksimal

Hanya, sambung dia, pada Semester I-2109 properti dan berbagai sektor lain memang sedang melambat.

Tak cuma karena panjangnya durasi kampanye dan pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden yang memengaurhi perlambatan dan penundaan ekspansi bisnis, juga daya beli menurun.

"Ini jelas terlihat," imbuh Gunadi.

Sementara, menurut CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono, seharusnya Palembang bisa mengimbangi Medan.

Baca juga: Smart Home, Cara Terrakon Property Menguasai Palembang Timur

"Palembang yang paling menonjol tentunya sudah ada LRT. Bahkan lebih dahulu beroperasi dibanding Jakarta," cetus Hendra.

Dia melanjutkan, seharusnya pula dengan kehadiran LRT ini, pemerintah daerah setempat bisa membacanya sebagai oportuniti untuk menarik investor lebih banyak lagi.

Mereka bisa merancang kawasan-kawasan berbasis transit oriented development (TOD) dengan memanfaatkan lahan-lahan di sekitar stasiun LRT atau yang dekat dengan LRT.

"Potensi untuk membangun mixed use di sepanjang stasiun LRT itu besar sekali. Bangun saja apartemen kelas milenial, life style mall, dan hotel. Pokoknya untuk kelas menengahlah," kata Hendra.

Ini adalah pemantik agar Palembang bisa berlari lebih kencang. Selain harga tanah masih kompetitif, ketersediaannya juga masih luas.

Pengembang dan investor properti akan melihat ini dalam menyusun rencana ekspansi mereka. 

Hal senada dikatakan Direktur Terrakon Property Nata Susanto. Bahwa pemerintah daerah, baik Pemprov Sumatera Selatan, maupun Pemerintah Kota Palembang harus punya inisiasi cepat yang visioner.

"Pemerintah pusat sudah menyediakan infrastruktur yang demikian masif. Harusnya daerah juga mengimbanginya dengan pengembangan destiansi-destinasi baru bisa wisata atau sektor lain dalam parsel-parsel yang ramah investasi," terang Nata kepada Kompas.com, Kamis (1/8/2019).

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau