Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Giethoorn, Kota Tanpa Jalan Raya

Kompas.com - 30/04/2019, 13:29 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belanda merupakan negara kecil penuh dengan pilihan transportasi umum yang baik, mulai dari bus, sepeda, hingga perahu.

Bahkan di salah satu kota kecil bernama Giethoorn, penduduknya menggunakan perahu alih-alih bus atau mobil sebagai kendaraan utama.

Giethoorn merupakan kota yang meiliki daya tarik tersendiri. Kota ini bahkan populer dengan julukan "Venesia dari Belanda".

Disebut demikian lantaran alih-alih jalan raya, Giethoorn punya kanal yang tersebar di kotanya, yang jika digabungkan menjadi sepanjang 4,8 kilometer. Selain itu ada pula jalur sepeda yang membentang di pinggir kanal.

Baca juga: Begini Cara Belanda Atasi Banjir

Penduduk setempat menggunakan perahu untuk berkeliling. Sementara mobil harus tetap berada di luar kota.

Venice of the North, begitu sebutan Kota Giethoorn di Belanda. Dijuluki begitu karena kota mungil nan hijau ini sama sekali tak punya jalan rayaGetty Images Venice of the North, begitu sebutan Kota Giethoorn di Belanda. Dijuluki begitu karena kota mungil nan hijau ini sama sekali tak punya jalan raya
Menurut National Geographic, daerah wisata ini telah ada sejak abad ke-13 dan ditempati oleh para petani gambut.

Nama Giethoorn sendiri berasal dari kata Geytenhoren atau yang berarti Tanduk Kambing. Mengikuti pernyataan ini penduduk kemudian menyebut pemukiman mereka dengan nama Geytenhorn. Kemudian menjadi Geythorn, lalu berubah menjadi Giethoorn.

Disebut Tanduk Kambing karena para petani yang mendiami kawasan tersebut kemudian menemukan kumpulan tanduk kambing liar yang diduga mati akibat bencana banjir pada tahun 1170.

Di masa lalu, bentang alam wilayah ini terdiri dari kayu dan gambut tinggi. Melansir situs Giethoorn, pada masa itu para penggali gambut mengambil lapisan tanahnya dan membiarkannya kering.

Kolam dan kanal yang ada di Griethoorn kemudian tercipta karena adanya aktivitas ekstraksi gambut. Menurut Archieven, aktivitas ini telah ada sejak abad ke-11 dan 12.

Giethoorn terletak 125 Km dari Kota Amsterdam, Anda bisa menyambanginya naik kereta atau mobil selama 90 menitGetty Images Giethoorn terletak 125 Km dari Kota Amsterdam, Anda bisa menyambanginya naik kereta atau mobil selama 90 menit
Aktivitas ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan dasar gambut dari lahan gambut. Gambut yang diekstraksi selama proses tersebut umumnya digunakan sebagai bahan bakar.

Namun penduduk pada waktu itu belum memperhatikan dampak dari aktivitas ekstraksi ini. Akhirnya, selain menghasilkan gambut, proses ekstraksi ini juga menghasilkan kanal dan kolam-kolam yang tersisa.

Air yang mengalir berasal dari Danau Giethoornse yang terletak lima kilometer di bagian barat desa.

Kanal dan parit yang ada lalu digali lebih dalam untuk mengangkut gambut. Setelah itu, banyak rumah dibangun di atas lahan yang berada di antara kanal dan kolam-kolam buatan.

Bahkan rumah-rumah yang ada hanya dapat dicapai melalui jembatan atau pun perahu. Sebagian besar jembatan yang dibangun merupakan milik pribadi.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau