Dalam struktur perusahaan, Ng berperan sebagai direktur pelaksana sedangkan Chua sebagai penasihat ekuitas perusahaan, karena keahliannya dalam menyusun kontrak dan strategi.
Tak hanya berdua, mereka juga bekerja sama dengan teman Indonesia yang memilih untuk tidak dipublikasikan namanya.
Kendati demikian, sosok ini memiliki peran dalam membantu kedua orang ini mengembangkan dan mengurus perizinan setiap proyek yang mereka kerjakan.
Proyek pertama yang dikerjakan pembangunan 10 townhouse. Sebelumnya, mereka mendapatkan tanah seluas lapangan sepak bola dengan harga hanya 500.000 dollar Singapura atau sekiar Rp 4,3 miliar (rerata kurs 2013, 1 dollar Singapura = Rp 8.600).
Modal awal diperoleh melalui pinjaman dari teman dan keluarga.
"Kami mengatakan bahwa kami tidak bisa menjamin mereka mendapatkan uangnya kembali, namun kami menawarkan pengembalian sebesar 30 persen, 10 persen dalam jangka waktu lebih dari 2,5 tahun," lanjut Ng.
Selanjutnya mereka meningkatkan ekuitas dan membeli tanah tersebut pada 2013 dan mampu menggandakan uang yang dipinjam untuk pembangunan proyek pertama.
Namun hal ini tidak berjalan mulus seperti yang terlihat. Apalagi mereka berdua terhitung masih muda.
"Awalnya banyak investor yang pertama kali bertemu dengan kami khawatir karena mereka melihat kami sebagai dua orang pemuda dan relatif tidak berpengalaman saat itu," ucap Chua.
Mereka pun berhasil meyakinkan para investor. Terlebih, Chua yang membantu menyusun perjanjian, mengatakan selalu meminimalisasi potensi kerugian.
Investor akan mendapatkan pengembalian setelah penyelesaian setiap fase.
Proyek yang dikerjakan, lanjut Chua, mayoritas merupakan properti tapak di mana para pembeli merupakan penduduk lokal. Hal ini turut melindungi investor sampai batas tertentu.
Setelah peroyek pertama selesai pada 2015, Chua dan Ng kemudian membangun perumahan kedua, yakni Jayana Villa. Ng mengatakan, target pembeli mereka adalah kalangan menengah dan menengah ke atas.
Oleh karena itu, rerata harga rumah yang dibangun antara 110.000 - 130.000 dollar Singapura atau sekitar Rp 1,1 miliar sampai Rp 1,36 miliar.
"Apa yang membedakan kami dari pengembang besar utama di Indonesia adalah kami dapat mengembangkan proyek-proyek dengan biaya yang sedikit lebih rendah dan menghasilkan produk yang berkualitas lebih baik," kata Ng.
Ng menambahkan, mereka saat ini juga fokus dalam menggarap proyek Transit Oriented Development (TOD) di dekat stasiun MRT dan perumahan cluster di pinggiran Jakarta.
Hingga saat ini, proyek terbesar yang pernah digarap adalah Citadines Berawa Beach Bali dengan nilai pengembangan bruto senilai 54 juta dollar Singapura ekuivalen Rp 568 miliar.
Sementara itu, Chua memperkirakan, nilai keseluruhan dari tujuh portofolio perusahaan sekitar 50 juta dollar AS-60 juta dolllar AS atau sekitar Rp 715 miliar-Rp 858 miliar.
Meski begitu, mereka berharap untuk mendaftarkan perusahaannya di bursa efek Singapura suatu hari nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.