Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip 4 Masjid Indonesia Finalis "Abdullatif Al Fozan Award"

Kompas.com - 14/02/2019, 16:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sama seperti bentuk Masjid Al Iryad, tempat ibadah ini juga dirancang tanpa kubah. Keunikan bangunan ini terdapat pada bentuknya yang asimetris.

Bahkan banyak yang menyebut, desain bangunan ini mirip ikat kepala masyarakat Sunda.

"Kenapa bentuknya miring-miring, sebetulnya karena berada di dalam tol yang monoton gitu lurus saja. Nah kami ingin meletakkan si masjid ke arah depan dengan diagonal-diagonalnya sehingga mereduksi sedikit bentuk jalan tol," ujar Reza.

Selain itu, dalam rancangannya, tim Urbane juga memanfaatkan pemandangan perbukitan di sekitar bangunan.

Masjid Al Safar Km 88
Principal Architect : M Ridwan Kamil
Principal in Charge : Reza A Nurtjahja
Senior Project Architect : Ade Yudirianto
Urban Design Team : Ismail Reza, Adhitya D Kurniadilaga
Structure Engineer: Philip Danny Tjandra
MEP Engineer: Firman Hanafi

Masjid Raya Sumatera Barat

Desain masjid ini merupakan karya arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat.

"Desain gambar kerjanya dikerjakan oleh konsultan lain karena itu proyek pemerintah jadi langsung dari Pemda Sumbar-nya," ungkap Reza.

"Tim hanya diminta untuk meneruskan sebagai design advisor. Jadi gambar detailnya bukan oleh Urbane," lanjut Reza.

Untuk desain atap masjid, Reza menuturkan, bentuknya bukan semata-mata menduplikasi model atap bangunan lokal. Keunikan sebenarnya terdapat pada konsep cerita di belakangnya.

Model atap ini terinspirasi dari peristiwa peletakan batu Hajar Aswad oleh Nabi Muhammad, yang menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu.

Ketika itu, empat kabilah suku Quraisy berselisih pendapat mengenai siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempatnya semula.

Nabi Muhammad kemudian membentangkan selembar kain dan meletakkan batu tersebut, sehingga dapat diusung bersama oleh setiap perwakilan dengan memegang masing-masing setiap sudut kain.

"Jadi bentuknya seperti kain terus dibentangkan. Cerita filosofinya seperti itu, yang berarti ada keadilan dan tidak ada yang menang sendiri," ungkap Reza.

Competition Entry
Principal Architect : Rizal Muslimin
Design team: M Yuliansyah Akbar, Mulyana Diwangsa

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau