JAKARTA, KOMPAS.com - Sembilan bendungan baru ditargetkan dapat dibangun oleh pemerintah pada tahun 2019. Saat ini, rencana pembangunan tersebut masih dalam tahap kajian.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi mengatakan, sepanjang 2015-2019 pemerintah menargetkan pembangunan 65 buah bendungan.
Dari jumlah tersebut 17 buah di antaranya telah selesai dan 39 buah lainnya masih dalam tahap pembangunan.
"Adapun untuk pembangunan sembilan bendungan baru pada tahun ini dibutuhkan biaya kira-kira Rp 21 triliun. Itu nanti anggarannya multiyears sampai 2023 bisa diselesaikan," kata Hari di kantornya, Rabu (30/1/2019).
Kesembilan bendungan yang akan dibangun yaitu Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bendungan ini memiliki volume 34,14 juta meter kubik dan dapat dan dapat mengairi sawah irigasi seluas 6.378 hektar.
Selain itu, juga dapat memenuhi kebutuhan air baku hingga 0,234 meter kubik per detik dan berpotensi menghasilkan listrik 0,2 megawatt.
Baca juga: Cegah Banjir, Pemerintah Segera Bangun Bendungan Jenelata
Kemudian Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang memiliki volume 224,72 juta meter kubik.
Bendungan ini dirancang dapat mengairi lahan irigasi seluas 23.240 hektar, memiliki kemampuan reduksi banjir hingga 475 meter kubik per detik, sumber air baku 3,12 meter kubik per detik dan potensi menghasilkan listri 10,9 megawatt.
Berikutnya bendungan Pelosika di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara dengan volume 590 juta meter kubik.
Bendungan ini dapat menjadi sumber air baku sebesar 0,808 meter kubik per detik, mereduksi banjir hingga 647 meter kubik per detik, menghasilkan listrik hingga 20 megawatt, dan mengairi sawah irigasi seluas 22.000 hektar.
Bendungan Jragung di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dirancang memiliki volume total 129 juta meter kubik dan mampu mengairi sawah seluas 6.435 hektar.
Manfaat lainnya yaitu menjadi sumber air baku sebesar 2 meter kubik per detik dan sumber energi listrik 0,04 megawatt.
"Kemudian Bendungan Riam Kiwa di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Itu memiliki volume 110,57 juta meter kubik dan dapat mengairi 1.700 hektar sawah irigasi," kata Hari.
Manfaat lainnya yakni dapat mereduksi banjir hingga 797 meter kubik per detik, memenuhi kebutuhan air baku 1 meter kubik per detik dan potensi energi listrik 15 megawatt.
Selanjutnya, Bendungan Tiro di Kabupaten Pidie, Aceh yang memiliki volume 41,44 juta meter kubik dan dapat mengairi sawah irigasi seluas 6.330 hektar.
Manfaat lainnya sebagai pengendali banjir sebesar 350 meter kubik per detik, sumber air baku 0,85 meter kubik per detik dan potensi menghasilkan listrik 6 megawatt.
Tiga bendungan terakhir yaitu Bendungan Budong-Budong di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.
Bendungan yang memiliki volume 65,18 juta meter kubik ini dapat mengairi 3.500 hektar sawah, menghasilkan listrik antara 0,6-1,63 megawatt dan sumber air baku sebesar 0,41 meter kubik per detik.
Berikutnya Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara yang memiliki volume 55,12 juta meter kubik dan dapat dimanfaatkan sebagai pengair sawah irigasi seluas 3.363 hektar, reduksi banjir sebesar 584 meter kubik per detik, dan sumber air baku sebesar 0,511 meter kubik per detik.
Terakhir, Benudngan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Bendungan yang memiliki volume 55,9 juta meter kubik ini dapat mengairi 1.743,3 hektar lahan sawah, sumber air baku sebesar 0,068 meter kubik per detik, dan menghasilkan listrik 0,646 meter megawatt.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.