Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Banjir, Pemerintah Segera Bangun Bendungan Jenelata

Kompas.com - 29/01/2019, 22:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana membangun Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi dampak banjir saat curah hujan tinggi dan tanah longsor seperti yang terjadi minggu lalu.

Menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, rencana ini masih dalam proses pembahasan dan desain. Setelah matang, akan dilakukan penandatanganan kontrak dengan kontraktor yang akan mengerjakannya.

Bendungan Jenelata ini juga merupakan salah satu bendungan yang ditargetkan penandatanganan kontraknya selesai tahun ini.

"Ada delapan bendungan kami mantapkan desainnya dulu. Insya Allah akhir tahun ini sudah bisa tanda tangan kontrak. Salah satunya Jenelata," ujar Hari saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Baca juga: Status Kembali Normal, Tinggi Muka Air Bendungan Bili-Bili 99,42 Meter

Dia menambahkan, Bendungan Jenelata juga mendukung Bendungan Bili-Bili yang sudah ada di Gowa sehingga banjir bandang dan tanah longsor nantinya bisa diantisipasi.

Namun, dia tidak menyebutkan anggarannya secara spesifik karena sedang dibahas. Hanya, alokasi anggaran total untuk pembangunan bendungan tahun ini sekitar Rp 10 triliun.

Terkait Bendungan Bili-Bili, Hari mengungkapkan, kekuatannya sudah teruji ketika banjir yang terjadi pada Selasa (22/1/2019).

"Kemarin itu memang betul dibilang uji kekuatan Bendungan Bili-Bili karen besarnya hujan di hulu, bendungan itu mengalir sampai lebih dari 3.000 milimeter kubik per detik. Ditahan, ditampung, dan dikeluarkan 1.200," imbuhnya.

Saat bencana banjir, ketinggian permukaan air Bendungan Bili-Bili 101 meter, sedangkan daya tampungnya sampai 103 meter.

"Kemarin itu baru sampai 101 meter, jadi masih ada ruang 2 meter," tambahnya.

Untuk saat ini, bendungan itu berstatus normal karena ketinggian permukaan airnya sekarang 99,4 meter.

Kalau ada pertambahan ketinggian air setiap 1 meter, nantinya spillway (lubang atau saluran pelimpah) akan dibuka setengah meter. Jika ketinggiannya mencapai batas tertentu, maka spillway akan dibuka semua.

"Sekarang statusnya normal, 99,4 meter. Kalau mulai lebih 1 meter, pintu spillway dibuka setengah meter. Sampai 99,45 meter baru spillway dibuka semua sehingga semua air mengalir dari situ," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau