Selain itu, Fred juga membangun lebih dari 27.000 apartemen bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan rumah-rumah petak di Coney Island, Bensonhurst, Sheepshead Bay, Flatbush, dan Pantai Brighton di Brooklyn, serta Flushing dan Jamaica Estates di Queens.
Profilnya pernah diulas di American Building and Building Age pada tahun 1940, di majalah ini sisi lain Fred diungkap secara dalam.
"Sampai tahun lalu dia tidak pernah memiliki kantor, dan membawa semua catatan pembukuannya di sakunya," tulis majalah tersebut.
Majalah tersebut menulis, kantor yang dimiliki Fred hanya berukuran 8 meter persegi. Bahkan di dalam ruangan yang ia sebut kantor, hanya ada seorang gadis yang bertugas menulis surat dan menjawab telepon.
Fred sering melakukan semua pekerjaan di meja sarapan di rumahnya.
Selain sebagai pengusaha, Fred juga dikenal sebagai filantropis. Bersama dengan istrinya, Mary, Fred menyumbangkan bangunan yang kelak akan digunakan sebagai rumah sakit dan kantor organisasi kesehatan.
Meski dikenal sebagai seorang pengusaha properti sukses, namun hal ini juga dibarengi dengan skandal.
Fred dikenal sebagai seseorang yang sering memalsukan asal-usulnya. Dia mengaku leluhurnya berasal dari Swedia alih-alih Jerman.
Hal ini dilakukan untuk mengembangkan reputasi dan tidak menghalanginya dari para penyewa Yahudi yang potensial.
Pengusaha ini juga pernah terlibat kasus diskriminasi terhadap minoritas dengan menolak orang kulit hitam dan Puerto Rico menyewa propertinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.