Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Baca: Penangguhan Proyek Papua dan Sistem Kereta Jepang

Kompas.com - 05/12/2018, 10:04 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKementerian PUPR menghentikan sementara proyek jembatan di Kali Aorak dan Kali Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, terkait dengan pembantaian terhadap 31 pekerjanya.

Kemudian, sistem manajemen stasiun yang baik di Jepang membuat masyarakat dapat dengan leluasa dan nyaman saat hendak naik maupun turun dari kereta. 

Itulah beberapa berita yang wajib dibaca di kanal Properti Kompas.com hingga Rabu (5/12/2018). Berikut ini daftar berita lainnya:

1. Kementerian PUPR hentikan sementara proyek jembatan di Nduga Papua 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghentikan sementara pekerjaan proyek jembatan penghubung Kali Aorak dan Kali Yigi di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, hingga situasi aman dan terkendali.

Penghentian ini terkait dengan pembantaian terhadap 31 pekerja pembangunan jembatan itu yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Minggu (2/12/2018).

Apa alasan pengambilan keputusan itu?

Berita selengkapnya: Kementerian PUPR Hentikan Sementara Proyek Jembatan di Nduga Papua

2. Jembatan Nduga Papua, proyek yang "menewaskan" 31 pekerja 

Kondisi proyek Jembatan Kali YigiKompas.com/ERWIN HUTAPEA Kondisi proyek Jembatan Kali Yigi

Proyek pembangunan jembatan di Kali Yigi dan Kali Aorak, Kabupaten Nduga, Papua, mendadak terkenal dan jadi pembicaraan.

Penyebabnya adalah puluhan pekerja proyek ini tewas karena dibantai oleh pelaku yang diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Minggu (2/12/2018).

Bagaimana kondisi dan di mana lokasi proyek jembatan tersebut? 

Berita selengkapnya: Jembatan Nduga Papua, Proyek yang Menewaskan 31 Pekerja

3. Rahasia tertibnya orang Jepang naik kereta... 

Para pengguna tampak mengantri untuk masuk ke dalam kereta.Kompas.com / Dani Prabowo Para pengguna tampak mengantri untuk masuk ke dalam kereta.

Sistem manajemen stasiun yang baik diperlukan agar masyarakat dapat dengan leluasa dan nyaman saat hendak naik maupun turun dari kereta. Juga pada saat mereka bergerak di dalam area stasiun.

Di Jepang, misalnya. Para pengguna kereta telah diatur sedemikian rupa. Meski pergerakan manusia sangat cepat, hal itu tidak membuat pemandangan semrawut.

Bagaiamana cara menciptakan keteraturan itu? 

Berita selengkapnya: Rahasia Tertibnya Orang Jepang Naik Kereta...

4. Masalah pemerintahan baru, angkot dan hambatan birokrasi 

Kader Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya saat ditemui di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (10/8/2017)KOMPAS. com/DENDI RAMDHANI Kader Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya saat ditemui di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kamis (10/8/2017)

Wali Kota Bogor Bima Arya menilai sebagian besar kota di Indonesia menghadapi problem sama, terutama saat penataan kawasan hendak dilakukan oleh pemerintahan yang baru.

Setidaknya, ada empat hal yang kerap menjadi masalah penataan kota.

Apa sajakah masalah itu? 

Berita selengkapnya: Masalah Pemerintahan Baru, Angkot dan Hambatan Birokrasi

5. Ciputra dan keluarga Cendana kembangkan 1.000 hektar hunian pada 2019

Ilustrasi rumahBrianAJackson Ilustrasi rumah

Seusai perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, PT Ciputra Residence akan merealisasikan pengembangan hunian 1.000 hektar di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Perumahan bertajuk Citra Sentul Raya ini merupakan hasil kolaborasi tiga perusahaan. Selain PT Ciputra Residence, dua lainnya adalah PT Tridaya Semesta, dan PT Sarana Golf Utama milik keluarga Cendana.

Bagaimana rancangan proyek hunian tersebut?

Berita selengkapnya: 2019, Ciputra dan Keluarga Cendana Kembangkan 1.000 Hektar Hunian

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com