Amran menyatakan pendapatan kebanyakan milenial saat ini sudah di atas Rp 5 juta. Akibatnya, mereka sudah tidak mungkin mendapatkan subsidi perumahan dari pemerintah.
"Di sisi lain untuk membeli rumah komersial dengan harga Rp 300 –Rp500 juta juga sulit," ujar Amran.
Untuk itu Amran mengusulkan, para anak milenial bisa diberi fasilitas membeli rumah semi MBR dengan harga Rp140 juta – Rp500 juta dengan 50 persen subsidi FLPP. Dari sisi pajak, lanjut Amran, mereka juga diberi keringanan PPN dan PPh.
"Mereka (milenial) perlu mendapat sentuhan program subsidi supaya income mereka bisa dibelanjakan secara produktif. Tarik untuk beli hunian yang bisa menjadi aset produktif mereka. Kalau tidak, mereka bisa menggerus devisa lantaran cenderung lebih memilih traveling ke luar negeri," ucap Amran.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Kehormatan REI Lukman Purnomosidi, mengaku sependapat dengan Amran. Menurut dia, besarnya potensi pasar perumahan generasi milenial perlu diaminkan
"Untuk itu, harus disikapi otoritas perbankan dengan memberikan berbagai kemudahan. Regulator harus bikin formulasi skema-skema baru untuk mereka supaya bisa beli rumah sendiri," ujar Lukman.
Dia mengaku optimistis, anak-anak muda kini dan nanti akan semakin sulit membeli rumah. Namun, hal itu masih bisa diselamatkan dengan insentif khusus pembelian rumah dengan rentang harga Rp 200 juta sampai Rp 500 juta.
"Mereka mampu untuk mencicil Rp 3 juta sampai Rp 6 juta per bulan. Kenapa harus diberi insentif, itu supaya mereka aware untuk membeli rumah," imbuhnya.
Ketua DPP REI 2004-2007 itu berharap pemerintah segera membuat kebijakan di sektor perumahan untuk milenial. Adanya kebijakan itu mestinya bisa mengubah kebiasaan dan gaya hidup konsumtif para milenial dan membuahkan kesadaran mereka akan kebutuhan hunian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.