Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambu, Bahan Bangunan Kokoh dan Antigempa

Kompas.com - 26/10/2018, 16:34 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.comBambu sudah mulai dilirik sebagai salah satu alternatif dalam dunia arsitektur. Tak hanya digunakan sebagai material utama dalam mendirikan bangunan, bahan lokal ini juga mulai menjadi salah satu elemen dalam desain interior.

Menurut arsitek I Made Wirahadi Purnawan atau yang akrab disapa Chiko Wirahadi ini, adanya tren eco friendly building membuat bambu menjadi salah satu material yang berkembang saat ini.

Arsitek yang juga mengembangkan konstruksi bambu ini mengungkapkan, material bambu sebenarnya baik digunakan sebagai pengganti material konvensional.

Baca juga: Merawat Semangat Belajar Kanak-kanak di Sekolah Berbahan Bambu

Namun, karena bambu masih diklasifikasikan sebagai bangunan nonpermanen,  penggunaannya baru dikembangkan di daerah-daerah tertentu, seperti sempadan pantai dan area wisata.

Selain itu, pemanfaatan material ini juga dianggap terlambat. Menurut arsitek Andrea Fitrianto, capaian rekayasa bambu sudah terlambat selama dua abad dibanding kayu.

"Di Toraja di banyak daerah lain, bambu juga sudah dipakai sebagai bahan konstruksi, misalnya di jembatan pedalaman Jawa Barat. Tapi untuk sampai ke dunia pendidikan formal, di kampus, ini masih belum," imbuh dia.

Ketahanan

Seorang murid menuruni anak tangga di dalam PAUD Nurhikmat, TasikmalayaArchitecture Sans Frontières Indonesia Seorang murid menuruni anak tangga di dalam PAUD Nurhikmat, Tasikmalaya
Berdasarkan penelitian, bambu memiliki beberapa keungggulan. Bahannya yang ringan cocok digunakan untuk daerah yang rawan diguncang gempa.

"Ada pemao baru-baru ini, bambu disebut the green steel, atau baja hijau," ujar Andrea.

Dia menambahkan, ini karena bambu memiliki serta yang melampaui kekuatan daya tarik baja dengan diameter yang sama.

"Tapi itu baru terbukti di laboratorium, di dalam praktek masih banyak tantangan untuk merancang bangunan bambu," ucap Andrea.

Selain itu, bambu juga tahan terhadap angin. Ini karena bangunan yang terbuat dari bambu cenderung tidak tertutup dan memiliki banyak pori-pori sebagai jalur angin. Ketahanan terhadap angin juga bisa ditingkatkan dengan bermain pada bukaan atap.

"Banyak celah fleksibel yang bisa dilalui angin," ujar Chiko.

Namun, Chiko mengingatkan, ketahanan terhadap angin ini tidak sepenuhnya mutlak.

"Yang ditakutkan puting beliung karena bambu termasuk bangunan ringan," imbuh dia.

Kelemahan lain dari bambu adalah sifatnya yang tidak tahan terhadap api.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau