Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PR Jokowi, Tuntaskan 403 Kilometer Jalan Perbatasan

Kompas.com - 23/10/2018, 16:00 WIB
Dani Prabowo,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus pembangunan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Salah satu pembangunan yang paling penting yaitu jalan perbatasan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, ada tiga jalan perbatasan yang dibangun pemerintah dalam empat tahun terakhir yaitu perbatasan Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Dari ketiganya, hanya jalan perbatasan NTT yang sudah tembus sepenuhnya sepanjang 176,2 kilometer. Sementara, jalan yang belum tembus mencapai 403 kilometer.

"Di perbatasan Kalimantan itu ada 1.692 kilometer (yang tembus). Yang belum tembus ada sekitar 200 kilometer. Ini akan kami lanjutkan 2018-2019 ini," kata Basuki saat diskusi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Tepatnya, terdapat 217 kilometer jalan perbatasan Kalimantan yang belum tembus. Rinciannya, 47,4 kilometer di perbatasan Kalimantan Barat, 41,5 kilometer di Kalimantan Timur dan 125,1 kilometer di Kalimantan Utara.

Baca juga: Rampungkan Jalan Perbatasan Kaltim-Kaltara, Butuh Rp 1,1 Triliun

Adapun untuk jalan perbatasan Papua yang belum tembus mencapai 189 kilometer. Sulitnya medan, sebut Basuki, menjadi alasan utama hingga kini jalan perbatasan di daerah tersebut belum tembus sepenuhnya.

"Ini karena letaknya di tengah," sebut Basuki.

Adapun untuk jalan Trans Papua ruas Wagete-Timika dari total panjang 3.259 kilometer, saat ini yang belum tembus hanya tersisa 156 kilometer.

"Kalau di Papua Barat (ruas Oransbari-Ransiki) sepanjang 1.071 kilometer sudah 100 persen tembus," tutup Basuki.

Kendati disebut tembus, belum sepenuhnya jalan di perbatasan itu beraspal. Direktur Jenderal Bina Marga Sugiyartanto mencontohkan, untuk jalan perbatasan di NTT yang sudah beraspal baru sepanjang 82,45 kilometer.

Pengaspalan dilakukan terutama di daerah yang dekat dengan pemukiman warga, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

"Ini sudah saya minta untuk segmen-segmen yang ada sekolah, pemukiman padat itu segera di black topping untuk mengurangi debu. Kalau di pemukiman penduduk, puskesmas, ada debu kan kasihan," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/9/2018).

Sementara sisanya masih dalam bentuk urugan pilihan yang sudah siap untuk diaspal. Ditargetkan, proses pengaspalan ini dapat selesai pada akhir 2018.

"Ini kan masih berjalan kontrak yang ada sekarang. Tapi rasanya bisa tercapai. Mungkin kalau Papua dan Kalimantan belum dimungkinkan untuk aspal semua, jadi konsentrasi untuk ntt diharapkan teraspal semua," cetus Sugiyartanto.

Untuk diketahui, pekerjaan jalan perbatasan NTT terbagi ke dalam empat segmen, yaitu ruas Motaain-Salore-Haliwen-Sadi-Asumanu-Haekesak sepanjang 57,01 kilometer, dan ruas Haekesak-Fulur-Turiskai-Nualain sepanjang 20,9 kilometer.

Kemudian ruas Nualain-Dafala sepanjang 49,7 kilometer dan ruas Dafala-Laktutus-Motamasin sepanjang 48,5 kilometer.

Pekerjaan pembangunan jalan ini dimulai pada 2015. Pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 1,209 triliun untuk menyelesaikan proyek ini sejak 2015-2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com