BEKASI, KOMPAS.com - Nama Meikarta kembali mencuat. Namun, kali ini bukan karena gencarnya kampanye iklan yang menurut riset Nielsen menghabiskan belanja Rp 1,5 triliun sepanjang 2017.
Pengembangan kota baru di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, ini dikaitkan dengan dugaan suap yang melibatkan Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, sejumlah Kepala Dinas di lingkungan Pemkab Bekasi, dan konsultan serta pegawai Lippo Group.
Baca juga: Suap Bupati Bekasi Diduga untuk Dapatkan IMB Meikarta
KPK telah menetapkan Billy, Neneng, dan tiga orang lainnya sebagai tersangka pemberi suap. Masing-masing yakni Taryudi dan Fitra Djaja Purnama yang merupakan konsultan Lippo Group.
Sementara itu, satu tersangka pemberi suap lainnya adalah Henry Jasmen yang merupakan pegawai Lippo Group.
Baca juga: Diduga Suap Bupati Bekasi, Petinggi Lippo Group Billy Sindoro Jadi Tersangka
Untuk diketahui, Meikarta dikembangkan oleh PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) sebagai anak usaha PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang merupakan tentakel bisnis properti Lippo Group.
Kendati terbelit kasus dugaan suap, namun pembangunan megaproyek seluas 500 hektar tersebut tetap dilanjutkan.
Kepastian ini dinyatakan oleh kuasa hukum PT MSU Denny Indrayana melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (18/10/2018).
Denny memastikan PT MSU akan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang berkaitan dengan pembangunan proyek. Tujuannya, agar seluruh proses berjalan dengan baik sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
"Kami juga akan tetap menghormati dan terus bekerjasama dengan KPK, untuk menuntaskan proses hukum yang sekarang masih berlangsung," sambung dia.
Ferry Thahir dari FT Agency Lippo Homes mengatakan hal senada. Menurut dia, konstruksi fisik Meikarta jalan terus.
"Seluruh 28 menara dibangun sekaligus dan sekarang rata-rata telah mencapai 10 lantai. Makanya seng-seng pembatas proyek pada dibongkarin. Biar kemajuan proyek terlihat," ungkap Ferry, Sabtu (20/10/2018).
Lantas, bagaimana perkembangan aktual pembangunan Meikarta? Kompas.com memotret langsung progres konstruksi megaproyek dengan Gross Development Value (GDV) Rp 278 triliun ini.
2. Taman yang tidak terawat