Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Omah Uwoh", Rusun Tumbuh untuk MBR

Kompas.com - 28/09/2018, 09:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sering kali mengalami kesulitan memiliki rumah di tengah kota karena harga yang ditawarkan tidak terjangkau.

Untuk mengatasi hal itu, Tia Aprilitasari membuat konsep rumah susun (rusun) yang bisa dikembangkan sesuai kebutuhan penghuninya.

Berkat karyanya bertajuk Omah Uwoh itu, dia menjadi juara kategori Rusun dalam lomba Desain Rumah Tapak dan Rumah Susun Bersubsidi 2018 yang digelar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN). 

Baca juga: Rusun, Hunian Paling Cocok untuk Milenial dan MBR

"Konsepnya adalah kita tinggal di rusun bukan seperti sekarang yang terlalu monoton dan seragam. Padahal, orang bertempat tinggal harus fleksibel dan dinamis," ujar Tia saat ditemui usai diskusi Housing Talks, di Jakarta, Kamis (27/9/2018).

Kendati bisa tumbuh dan dikembangkan, harga unit rusun ini harus tetap bisa dijangkau oleh MBR.

Konsep desain Omah Uwoh.Tia Aprilitasari dan Tommy Tanedy Konsep desain Omah Uwoh.

Tia merancang konsep rusun tumbuh ini dengan ukuran 36 meter persegi, tetapi luas efektif yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat tinggal hanya 24 meter persegi.

Sisanya seluas 12 meter persegi merupakan area kosong yang bisa dimanfaatkan sebagai teras. 

Jika nantinya penghuni rumah itu memiliki dana yang cukup, bisa memperluas rumahnya di area kosong tadi.

"Prinsipnya rusun pun bisa tumbuh, pembangunannya sangat modular dan efisien, tapi dari segi unitnya sangat fleksibel sesuai kebutuhan penghuni," imbuhnya.

Menurut Tia, konsep ini memberi peluang dan solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah lebih besar pada masa mendatang.

Ketika pemilik rumah memerlukan ruang tambahan, mereka bisa menambahnya secara swadaya.
Selain itu, ketika suatu ruangan tidak dibutuhkan lagi, pemiliknya pun bisa menghilangkannya.

Konsep desain Omah Uwoh.Tia Aprilitasari dan Tommy Tanedy Konsep desain Omah Uwoh.

Tia menambahkan, pemilik rumah pun bisa memperindah rumahnya dengan hiasan atau dekorasi sesuai keinginan masing-masing.

"Mereka bisa mendekorasi sesuai selera sehingga timbul identitas diri, self belonging terhadap rumah itu," tambahnya.

Mengenai lokasi, Tia berujar, rusun tersebut harus dibangun di daerah perkotaan yang di sekitarnya terdapat sarana transportasi umum.

Dengan demikian, MBR pun mempunyai kesempatan tinggal di tengah kota, tidak harus terus-menerus di pinggiran kota.

Mereka juga mudah bepergian ke mana-mana karena ada akses transportasi massal yang cepat, aman, dan terjangkau.

"Rusun seharusnya berlokasi di titik-titik yang ada transportasi umum, sekaligus mendorong penghuninya menggunakan kendaraan umum. Tujuannya agar tidak terisolasi. Jangan sampai orang-orang yang enggak punya power diisolasi ke daerah antah berantah," papar Tia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau