JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai bentuk empati untuk meringankan beban korban bencana gempa Lombok, PT Samsung Electronics Indonesia menyerahkan donasi senilai Rp 1,5 miliar, melalui Palang Merah Indonesia (PMI).
President Samsung Electronics Indonesia JaeHoon Kwon mengatakan donasi tersebut adalah perwujudan kepedulian dan keprihatian perusahaan terhadap korban gempa, terutama di area yang terdampak paling parah dan membutuhkan bantuan intensif yakni Dusun Lekok, dab Dusun Menggala di Lombok Utara.
Donasi sebesar itu, akan dimanfaatkan untuk membangun 500 hunian sementara bagi 500 kepala keluarga (KK).
Struktur hunian sementara ini terdiri dari seng untuk atap, terpal untuk dinding, dan kayu untuk penyangga dan kuda-kuda atap.
Di dalam satu hunian sementara atau shelter itu, terdapat ruangan-ruangan yang disekat untuk keperluan ibadah, tempat berkumpul, hingga keperluan privasi. Konstruksinya akan dimulai pada Oktober dan rampung pada Desember 2018.
Selain itu, donasi juga akan digunakan untuk konstruksi dan rehabilitasi perpipaan saluran air, persediaan air bersih 200.000 liter, penyediaan jamban sehat, serta layanan kesehatan berupa klinik keliling dan bantuan ambulans yang mulai beroperasi pada Desember 2018 hingga Februari 2019.
Namun, nilai donasi ini tidak termasuk dua Posko Samsung Peduli Lombok di Dusun Lekok dan Menggala yang dibuka sejak 16 September 2018.
Baca juga: Di Posko Samsung, Korban Gempa Lombok Bisa Laundry Gratis
Untuk diketahui, kedua posko Samsung Peduli Lombok ini menyediakan layanan cuci gratis bagi warga, dapur umum yang memproduksi 600 bungkus makanan setiap hari, pusat pemulihan trauma, servis alat elektronik gratis, dan layanan edukasi bagi anak-anak.
Setelah seminggu beroperasi Posko Samsung Peduli telah melayani pencucian baju 771 orang dengan jumlah rata-rata 1.770 pakaian setiap hari.
Sementara dapur umum menghasilkan lebih dari 9.000 bungkus makanan, dan perbaikan 23 alat elektronik.
"Namun, karena banyak permintaan dari masyarakat Indonesia, kolega, kerabat, dan orang-orang Korea sendiri yang peduli namun tidak tahu harus menyalurkan bantuan ke mana, serta manfaat yang didapat korban bencana, maka kami putuskan untuk memperpanjang kehadiran posko ini," ungkap Lee menjawab Kompas.com.
Lee menyadari untuk operasional sehari-hari, dua posko ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Kebutuhan air bersih saja bisa sampai 1.500 liter per hari. Belum lagi makanan bernutrisi tinggi, serta alat komunikasi dan perlengkapan elektronik.
Namun demikian, hal itu bukan masalah dan bukan menjadi pertimbangan utama.
"Masih banyak mereka yang peduli dan siap membantu kami dalam menyalurkan bantuan. Bahkan dealer-dealer kami siap membantu korban agar segera pulih," imbuh dia.
Adapun terkait bisnis Samsung di Lombok yang mengalami penurunan penjualan hingga 90 persen, menurut Lee tak akan berlangsung lama.
Dia optimistis, dengan semangat tinggi untuk bangkit, keadaan akan kembali seperti sedia kala dalam enam bulan ke depan.
Rinciannya 560 meninggal, 7.757 luka-luka, dan 396.032 korban terpaksa mengungsi. Di Lombok Utara saja, korban meninggal sebanyak 467, 829 luka-luka, dan 101.735 korban menjadi pengungsi.
Gempa ini juga mengakibatkan 81.022 unit rumah rusak berat, sarana dan prasarana umum sebanyak 1.154 unit juga tak berfungsi lagi.
Oleh karena itu, Sekretaris Jenderal PMI Ritola Tasyama mengharapkan klinik keliling dan sejumlah layanan kesehatan lainnya yang disediakan PMI dapat memulihkan kondisi fisik dan mental warga korban gempa.
"Kami berharap rangkaian program ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan warga dan menurunkan risiko kematian," kata Ritola.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.