BANGKA, KompasProperti - Samsung Electronics Co Ltd mendonasikan dana sebesar 750.000 dollar AS atau ekuivalen Rp 10,2 miliar untuk pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung.
Donasi senilai itu merupakan perwujudan program corporate social responsibility (CSR), dan akan digunakan untuk revitalisasi atau perbaikan rumah milik masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), akses yang lebih baik terhadap air bersih dan sanitasi, serta pengembangan komunitas berupa peningkatan kesempatan kejuruan dan pendidikan.
Corporate Affairs Vice President Samsung Electronics Indonesia Kanghyun Lee menuturkan, dipilihnya Kabupaten Bangka sebagai penerima manfaat CSR karena Samsung selama berpuluh-puluh tahun telah memanfaatkan hasil timah dari wilayah ini untuk produk elektroniknya, terutama gawai pintar.
"Karena itu, kami berkewajiban ikut berkontribusi membangun Kabupaten Bangka, memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Kami ingin wilayah ini maju," ujar Lee, usai prosesi simbolis peletakan batu pertama pembangunan rumah layak huni, di Desa Penagan, Mendo Barat, Kabupaten Bangka, Selasa (7/11/2017).
Menurut Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka Feri Insani, dua desa ini merupakan wilayah dengan MBR dan rumah tidak layak huni paling banyak dibanding wilayah lainnya.
"Karena itu kami menyambut baik dan memberikan apresiasi prositif kepada Samsung yang telah mengimplementasikan program ini," kata Feri.
Di Desa Penagan, Samsung dan Habitat for Humanity akan merevitalisasi 100 rumah menjadi lebih layak huni, akses air bersih dan sanitasi yang lebih baik untuk 200 keluarga tambahan.
Wasdi (42 tahun) salah seorang penerima manfaat revitalisasi rumah mengatakan kegembiraan dan harapannya.
"Saya berterima kasih kepada semua. Dengan ini, saya dan keluarga berharap bisa tinggal di rumah tanpa harus kena bocor tiap musim huja," ungkap Wasdi yang sehari-hari bekerja serabutan sebagai petani penggarap dengan penghasilan Rp 50.000 per hari.
Hal senada dikemukakan Nenek Arbah (72 tahun). Menurut dia, rumah yang ditempatinya saat ini, lebih berupa gubuk tanpa sekat dan kamar.
Sama dengan Wasdi, Nenek Arbah juga bekerja serabutan, membantu tetangganya membersihkan rumah atau mencuci piring. Tapi, aku dia, lebih sering menerima bantuan tetangga untuk sekadar makan, dan membeli pakaian.
"Smart library"