Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/09/2018, 21:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPD Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat, Gergius Budi Yulianto menampik kemampuan arsitek lokal kalah dibandingkan arsitek asing.

Kalau pun banyak arsitek asing yang digandeng pengembang untuk merancang bangunan jangkung di dalam negeri, hal itu bukan soal kemampuan arsitek lokal yang kurang cakap.

"Jadi intinya sekarang bukan masalah kemampuan, tapi mereka itu seneng branding ya," kata Georgius kepada Kompas.com, Senin (17/9/2018).

Baca juga: IAI Tak Terima Arsitek Lokal Dianggap Tak Cakap Rancang Gedung Tinggi

Namun demikian, dia mengakui branding arsitek lokal masih kurang mentereng. Karena itu, IAI akan terus mencitrakan diri (rebranding) arsitek lokal agar kehadiran mereka dapat diterima di masyarakat.

"Jadi bukan karena masalah kemampuannya. Supaya kita bisa lebih dikenal, itu kita harus mencitrakan diri," cetus Georgius.

Sementara itu, Ketua Badan Sayembara IAI Larasati Wijaya mengatakan, setiap arsitek memiliki gaya masing-masing dalam merancang sebuah bangunan.

Karena itu, Larasati menyayangkan banyak pihak yang justru lebih berkiblat ke arsitek asing dan berharap arsitek lokal meniru gaya mereka.

"Jangan sampai kita silau dengan yang ada di luar, padahal kami fine-fine aja. Kenapa kita kalau enggak ngomong bahasa Inggris terus enggak oke, padahal enggak juga," kata Larasati.

Baca juga: Akhir Pekan Ini, IAI Bakal Punya Ketua Umum Baru

Sebelumnya, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat pengembang lebih memilih arsitek asing dalam merancang proyek bangunan tinggi.

Selain jam terbang, desain yang ditawarkan arsitek asing cenderung kekinian. Sehingga hasil karya mereka lebih dilirik oleh konsumen.

"Kami perlu konsep-konsep yang baru sesuai perkembangan arsitektur dunia, perkembangan habit dan kebutuhan pasar," kata Theresia kepada Kompas.com, Jumat (29/6/2018).

Meski demikian, bukan berarti dalam setiap pekerjaan proyek bangunan jangkung, arsitek lokal tidak dilibatkan.

Pelibatan tetap dilakukan guna memberikan transfer of knowledge dan teknologi kepada arsitek dalam negeri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+