JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah mulai diakui, namun baru sedikit arsitek lokal yang digandeng pengembang untuk menggarap gedung tinggi dengan tingkat kesulitan lebih kompleks.
Pengembang cenderung memilih arsitek asing yang memiliki jam terbang tinggi demi meminimalisasi risiko.
Namun, anggapan tersebut ditepis Ketua DPD Ikatan Arsitek Jawa Barat Georgius Budi Yulianto.
Baca juga: Akhir Pekan Ini, IAI Bakal Punya Ketua Umum Baru
"Kami ini kalau dibilang arsitek ini tidak sanggup, salah. Karena kami pun pernah mengerjakan proyek sampai 33 lantai," kata Georgius menjawab pertanyaan Kompas.com, Senin (17/9/2018).
Menurut dia, banyak arsitek dalam negeri yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam merancang gedung tinggi.
Hal senada juga disampaikan Ketua Kehormatan DPP IAI Robby Dwikojuliardi. Bahkan, kata dia, tak sedikit arsitek lokal yang masih duduk di bangku kuliah mendapat penghargaan dari luar negeri.
"Jadi, penghargaan terhadap karya-karya kita itu dikebiri dengan hal-hal yang namanya 'ini lho arsitek dari luar itu lebih bagus, lebih hebat dari pada kami'," cetus Robby.
Menurut Robby, seharusnya pengembang dan pemerintah memberikan banyak kesempatan kepada arsitek lokal untuk berkiprah.
Sebelumnya, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi mengatakan, ada beberapa alasan yang membuat pengembang lebih memilih arsitek asing dalam merancang proyek bangunan tinggi.
Selain jam terbang, desain yang ditawarkan arsitek asing cenderung kekinian. Sehingga hasil karya mereka lebih dilirik oleh konsumen.
"Kami perlu konsep-konsep yang baru sesuai perkembangan arsitektur dunia, perkembangan habit dan kebutuhan pasar," kata Theresia kepada Kompas.com, Jumat (29/6/2018).
Meski demikian, bukan berarti dalam setiap pekerjaan proyek bangunan jangkung, arsitek lokal tidak dilibatkan.
Pelibatan tetap dilakukan guna memberikan transfer of knowledge dan teknologi kepada arsitek dalam negeri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.