Firma konsultasi J Capital Research mencoba mendokumentasikan perkembangan setiap "kota hantu" di China.
Menurut Managing Partner J Capital Research, Tim Murray, kota dengan perkembangan paling cepat di China, Shenzhen, juga dibangun dengan cara ini.
Contoh lain adalah wilayah Pudong di area lain Kota Shanghai. Wilayah yang dulunya merupakan daerah rawa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat.
"Cara ini sebelumnya memang salah, namun kini sangat berhasil," kata Murray.
Namun Murray menggarisbawahi, contoh ini merupakan pengecualian. Belum semua kota berkembang sangat pesat seperti dua contoh tersebut.
McMahon menjelaskan, apakah sebuah kota hantu berhasil memiliki penghuni atau tidak, tergantung pada kemampuannya menciptakan lapangan kerja dan industri baru.
Sebagai contoh, Kota Zhedong di Zhengzhou, ibu kota Provinsi Henan. Pemerintah daerah tersebut berhasil memberikan insentif kepada Foxconn, perusahaan pembuat iPhone dari Taiwan untuk membuka pabrik di kota itu.
Pabrik tersebut kemudian mampu merekrut 200.000 orang dan menjadikan Zhedong sebagai kota "hidup" dengan meledaknya jumlah warga.
Namun hal ini tidak terjadi di bagian kota lainnya. McMahon mengatakan, sebagian besar "kota hantu" di China tidak memiliki sumber daya alam.
Lebih lanjut, kota-kota tersebut juga tidak memiliki daya tarik seperti halnya Zhezhou, dan menjadikannya sebagai tempat kosong seperti saat ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.