Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2018, 10:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Sumber Dezeen.com

KOMPAS.com – Sepasang kontainer tampak diposisikan miring ke atas dan menjauhi atap sebuah rumah di Pulau Lombok. Rumah yang bernama Clay House itu dirancang oleh Budi Pradono, arsitek Indonesia.

Lokasinya berada di bukit di daerah Selong Belanak yang terletak tepi pantai di bagian selatan Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kontainer yang dipasang di atas atap beton rumah itu antara lain berguna sebagai ruangan untuk bisa melihat pepohonan di sekitarnya.

Oleh karena posisi hunian itu menghadap ke sawah dan Samudra Hindia, pemiliknya memberi nama Seven Havens Residence.

Rumah beratap kontainer yang berada di bukit dan terletak di tepi pantai selatan Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.Dezeen.com / Fernando Gomulya Rumah beratap kontainer yang berada di bukit dan terletak di tepi pantai selatan Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menurut arsitek Budi Pradono, tempat tinggal tersebut akan menjadi ikon bagi lingkungan di sekitarnya yang saat ini belum begitu berkembang.

"Di lokasi yang berada di atas bukit ini tentu kita harus berhati-hati karena bangunan ini otomatis akan menjadi ikon untuk lingkungan sekitarnya," kata Budi, sebagaimana dimuat di Dezeen.com.

Jendela kamar tidur dan kamar mandi didesain berukuran besar untuk memberi akses masuknya cahaya matahari. Dezeen.com / Fernando Gomulya Jendela kamar tidur dan kamar mandi didesain berukuran besar untuk memberi akses masuknya cahaya matahari.
Ditempatkan di titik tertinggi rumah, kontainer setinggi 2,2 meter itu miring ke atas dengan sudut 60 derajat untuk menciptakan langit-langit yang tinggi di kamar tidur utama dan jendela besar dengan pintu yang terbuka ke teras.

Di Clay House, jendela kamar tidur dan kamar mandi didesain berukuran besar untuk memberi akses masuknya cahaya matahari.

Sedangkan dinding eksteriornya dicat putih untuk memantulkan sinar matahari dan menghindari panas berlebih.

Kontainer berlogo 7h berwarna oranye yang menjadi atap rumah.Dezeen.com / Fernando Gomulya Kontainer berlogo 7h berwarna oranye yang menjadi atap rumah.
Kontainer itu diambil dari pelabuhan di pulau terdekat dan masih tertulis logo "7h" berwarna oranye. Itu merupakan salah satu dari sekian banyak material lokal yang dipilih Budi untuk rumah tersebut.

Bahan bangunan lainnya yang diperoleh dari daerah setempat misalnya tanah liat untuk dinding yang didapat 20 kilometer dari rumah.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber Dezeen.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com