Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Timmy Setiawan, Arsitek Indonesia Berstandar FIFA (II)

Kompas.com - 15/08/2018, 22:00 WIB
Erwin Hutapea,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Di kampus ini, dia mengajar mata kuliah Studi Profesi dan Etika Profesi sebanyak dua kali dalam seminggu.

Namun, karena sudah pensiun, saat ini statusnya bukan lagi dosen tetap, melainkan dosen tidak tetap.

Meskipun dia mengaku tidak memiliki gelar strata 2, tetapi karena pengalamannya yang begitu banyak di dunia arsitektur Indonesia, bahkan di dunia, Timmy berkesempatan mengajar sebagai dosen dari kalangan praktisi.

“Saya termasuk dosen yang dapat rekognisi pengalaman lampau (RPL). RPL diperlukan karena dosen itu harus balance antara praktisi dan akademisi. Sekarang ini saya dipakai untuk mengajar S-1, bahkan S-2,” ucapnya.

Dia mengajar di bidang etika profesi. Hal ini dimungkinkan karena di Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Timmy menduduki posisi sebagai anggota Dewan Kode Etik ,dan di Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dia bertindak selaku asesor.

Di IAI, organisasi yang digelutinya sejak 1978, Timmy juga pernah menjadi panitia pemilihan ketua umum dan  pengurus di bidang luar negeri.

Selain itu, dia juga pernah menjadi anggota Tim Penasihat Arsitektur Kota (TPAK) DKI Jakarta antara 2011-14 untuk memberi kritik dan nasihat kepada gubernur mengenai keberadaan bangunan besar.

Untuk di dunia olahraga, selain kompleks Stadion Gelora Bung Karno, dia berkiprah dalam pembangunan kompleks olahraga di Jakabaring, Sumatera Selatan, tahun 2004.

Dia membantu pada awal pembangunan stadion, teramsuk pembuatan master plan-nya. Ada pula perannya di Aquatic Center Jakabaring untuk SEA Games 2011.

Kemudian, Timmy juga masih terlibat dalam pembangunan Stadion Papua Bangkit utk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020.

Perbandingan potongan eksisting dan rencana ramp pada Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan.Dokumentasi Kompas.com Perbandingan potongan eksisting dan rencana ramp pada Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan.
“Intinya jangan sampai salah karena uang terbatas. Nomor satu dari pembangunan fisik atau infrastruktur itu membantu mengarahkan orang sehingga tidak terjadi kekacauan. Kalau stadion sudah bagus, kan orang yang masuk jadi nyaman,” demikian penjelasannya.

Lampu padam

Sosoknya sebagai arsitek, terkesan tidak terlalu kaku. Dia mengisahkan kejadian lucu yang pernah dialaminya saat Piala Asia tahun 2007.

Sewaktu pertandingan antara Arab Saudi melawan Korea Selatan sedang berlangsung, tiba-tiba sebagian lampu di stadion padam.

Pertandingan pun dihentikan untuk sementara. Setelah diselidiki, penyebabnya yaitu sekering drop karena kelebihan pemakaian listrik di satu titik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau