Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Masih Andalkan Fulus Internal Bangun Properti

Kompas.com - 10/08/2018, 21:07 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Hal senada dikatakan CEO Triniti Land Ishak Candra. Menurut dia, proyek bagus adalah "dana" itu sendiri. Maksudnya, proyek bagus pasti dilirik dan dibeli konsumen.

Baca juga: Oktober 2018, Triniti Garap Pasar Batam

Pada gilirannya, tingkat penjualan bagus, dan dana pun mengalir untuk memperkuat konstruksi finansial perusahaan dalam merealisasikan proyeknya.

Collins Boulevard, di Tangerang, kata Ishak, merupakan proyek yang memenuhi segala persyaratan yang diinginkan konsumen.

Lokasi strategis, konsep desain bagus, rekam jejak pengembang juga baik, tawaran investasi menarik, dan pembangunan tepat waktu.

"Utang bank menjadi tidak berarti. Karena penjualan proyek ini bagus. Kas internal kita andalkan dan juga penjualan," cetus Ishak.

Sedangkan CEO Supporting Property Agung Sedayu Group Richard H Kusuma mengatakan, mayoritas pengembang di Indonesia memang masih mengandalkan dana internal perusahaan.

"Karena bunga bank di Indonesia tidak memadai buat bisnis, masih tinggi," ungkap Richard.

Bunga tinggi, kata Richard, malah hanya akan membuat properti menjadi tidak feasible secara bisnis. Padahal di negara lain, bunga bank hanya satu digit, bahkan di bawah angka 6 persen. 

Baca juga: Dukung Program Sejuta Rumah, Agung Sedayu Garap Apartemen Murah

Jika masa pembangunan konstruksi tiga tahun hingga lima tahun, dengan bunga dua digit kemudian dikalikan pembangunan dan segala macam faktor risiko, sangat tidak memadai.

"Jadi, mayoritas kami menggunakan dana internal," tuntas Richard.

KPR

Sementara itu dari sisi konsumen, fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) tetap menjadi sumber pembiayaan utama bagi konsumen dalam membeli properti residensial.

Hasil survei mengindikasikan sebagian besar konsumen atau 75,21 persen menggunakan fasilitas KPR untuk membeli properti residensial, kemudian 16,13 persen dengan tunai bertahap dan 8,66 persen tunai keras.

Pembukaan pameran Mandiri Property Expo 2018 di JCC, Sabtu (5/5/2018).Kompas.com / Dani Prabowo Pembukaan pameran Mandiri Property Expo 2018 di JCC, Sabtu (5/5/2018).
BI melaporkan, pertumbuhan KPR dan KPA pada triwulan II-2018 secara triwulanan menguat dari 2,43 persen menjadi 3,28 persen dan secara tahunan menguat dari 11,99 persen menjadi 13,52 persen.

Sementara itu, pencairan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada triwulan II-2018 sebesar Rp 958 miliar atau secara tahunan melonjak 102,11 persen.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan -38,81 persen pada triwulan sebelumnya dan 49,54 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Secara nasional, porsi penyaluran FLPP terhadap penyaluran KPR pada triwulan II-2018 sebesar 4,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau