Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kembali Rumah Tradisional Ramah Alam dan Relatif Tahan Gempa

Kompas.com - 08/08/2018, 11:33 WIB
Rosiana Haryanti,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 7 yang mengguncang Lombok pada Minggu (5/7/2018) malam masih menyisakan kerusakan pada bangunan terutama rumah penduduk.

Untuk itu diperlukan rancangan rumah yang aman dari guncangan gempa, salah satunya adalah rumah tradisional.

Menurut dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Iman Satyarno, rumah tradisional di Indonesia kemungkinan memang sudah dirancang untuk menghadapi gempa.

“Kalau boleh dibuat catatan, rumah tradisional kebanyakan dari bahan alami, seperti kayu bambu lebih kuat. Bisa bertahan lama kalau tidak lapuk,” kata Iman kepada Kompas.com, Selasa (7/8/2018).

Baca juga: Panduan Membangun Rumah Tahan Gempa

Menurut pengamatannya banyak rumah tradisional yang masih bertahan setelah gempa. Iman menambahkan pada saat gempa Bengkulu pada tahun 2000 dan 2007, banyak rumah yang terbuat dari beton roboh. Sedangkan rumah-rumah tradisional Bengkulu masih bertahan.

“Di Lombok juga punya rumah khusus. Sebenarnya bisa dilihat saat gempa ada kerusakan tidak pada rumah asli Lombok,” ujar Iman.

Belum ada kajian

Meski sudah ada beberapa bukti mengenai kekuatan rumah tradisional, namun Iman mengatakan belum ada kajian secara akademis mengenai kekuatan rumah adat.

“Pertanyaan agak sulit dijawab, keberadaannya sudah ada sejak lama. Jadi untuk kajian yang lebih akademik mestinya harus dibuktikan dengan hitungan, Saya tidak bisa mengatakan bangunan tradisional aman atau tidak,” ucap Iman.

Namun jika ditilik dari sisi konsep, faktor keamanan terhadap gempa memang sudah dipikirkan. Material yang digunakan pun merupakan bahan ringan dan alami, seperti kayu, papan, atau anyaman bambu (gedek).

"Dari sisi konsep kelihatannya sudah memikirkan. Di Nias ada balok miring yang sangat besar. Di Jawa ada umpak sebagai tumpuan rumah mengurangi akibat gempa," tutur Iman.

Baca juga: Rumah di Lombok Bakal Dirancang Tahan Gempa

Dia menambahkan rumah masyarakat sebenarnya bukan terbuat dari tembok, sehingga ketika terkena guncangan gempa, maka gaya yang diterima sangat kecil.

Tak hanya material bangunan saja yang menjadi persoalan. Kualitas mutu bangunan juga menentukan apakah rumah tersebut aman dari gempa.

Banyak masyarakat yang masih mengesampingkan kualitas bahan dan campuran beton yang digunakan. Hal ini semakin memperparah dampak akibat gempa yang terjadi.

Pembuatan Rumah Joglo - Pekerja menggarap rumah joglo di PB Lestari, Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (23/1). Rumah tradisional Jawa tersebut dibuat berdasarkan pesanan dengan harga jual berkisar Rp 150 juta - Rp 250 juta per unit. Tempat usaha tersebut menjadi sumber  penghasilan bagi 50 pekerjanya.

Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA)
23-01-2015FERGANATA INDRA RIATMOKO Pembuatan Rumah Joglo - Pekerja menggarap rumah joglo di PB Lestari, Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Pajangan, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (23/1). Rumah tradisional Jawa tersebut dibuat berdasarkan pesanan dengan harga jual berkisar Rp 150 juta - Rp 250 juta per unit. Tempat usaha tersebut menjadi sumber penghasilan bagi 50 pekerjanya. Kompas/Ferganata Indra Riatmoko (DRA) 23-01-2015
Penyebab lain runtuhnya rumah

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com