Selain itu, faktor keamanan juga dinilai lebih bagus karena tidak sembarang orang bisa masuk, apalagi langsung naik ke atas menuju unit yang dimaksud.
Di Apartemen Green Park View, kata dia, para penghuni mendapat kartu akses lift yang bisa dipakai untuk ke semua lantai.
“Kelebihan di apartemen itu soal kebebasan atau privasi, security-nya juga lebih bagus dibanding rumah. Orang enggak bisa langsung naik ke atas,” kata pria yang berkantor di daerah Palmerah, Jakarta Pusat, itu.
Alasan lain yang membuatnya memutuskan tinggal di apartemen, karena lokasinya yang relatif mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Persis di depan apartemen itu terdapat halte bus transjakarta yang beroperasi selama 24 jam setiap hari sehingga mempermudah mobilitas penghuni yang memilih menggunakan angkutan umum.
Lokasi apartemen itu pun masih di dalam Kota Jakarta. Jadi, ujar Yunan, waktu tempuh dari situ ke kantornya relatif cepat. Maksimal sekitar satu jam perjalanan.
Di samping itu, meski posisi apartemen itu bukan di pusat kota, tetapi lokasi di sekitarnya sudah berkembang.
“Misalnya tinggal di Bogor atau Tangerang Selatan kalau ke kantor perjalanan bisa sampai dua jam. Kalau di sini mau ngapain enggak usah jauh-jauh. Kalaupun mau pergi, transportasinya mudah,” imbuhnya.
Mengenai fasilitas, dia mengaku, di kompleks apartemennya tidak tersedia kolam renang, pusat kebugaran, atau sarana olahraga lainnya.
Fasilitas yang ada yaitu menyangkut kebutuhan pokok sehari-hari, seperti tempat makan, minimarket, dan jasa cuci pakaian.
Untuk parkir kendaraan, bagi pemilik sepeda motor dikenakan biaya Rp 100.000 per bulan, sedangkan mobil Rp 200.000 setiap bulan.
“Kadang suka kelebihan kendaraan yang parkir karena kapasitasnya terbatas. Jumlah tempat parkir yang disediakan enggak sebanding dengan jumlah kendaraan,” ujar Yunan.
Problem lain yang kadang muncul yakni menyangkut kehidupan bertetangga dengan sesama penghuni unit apartemen.
Tidak jarang ada suara yang mengganggu ketenangan, misalnya bayi menangis, orang bertengkar, atau orang yang sedang bertukang.