Jadi, ketika volume air sungai meningkat, air dapat ditampung di area sekitar stadion yang memang difungsikan sebagai daerah retensi.
Setelah aliran sungai kembali normal, air tersebut dapat kembali dialirkan ke sungai setelah sebelumnya sebagian terserap oleh tanah di sekitar stadion.
Di samping itu, Yu Sing menambahkan, Jepang juga banyak memanfaatkan ruang publik yang ada, seperti lapangan, taman, dan sekolah sebagai fasilitas penampung air hujan.
Ia mengatakan, bila pemerintah tetap bersikeras menggunakan metode yang sama untuk mengatasi banjir dengan membeton sungai, paling tidak teknik yang digunakan dapat lebih dikembangkan.
"Misalnya mengembangkan sistem hibrid antara struktur beton dengan rekayasa hayati. Solusi mekanik atau keteknikan tidak boleh mengorbankan faktor ekologis," tuntas Yu Sing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.